Ekonomi & Bisnis

Harga Minyak Berpotensi Lanjutkan Penurunan

67
kilang-minyak-gas-bbm-039
Meskipun berhasil mencatatkan harga tertinggi dalam lima pekan akibat rencana pembekuan produksi dan pelemahan dolar, minyak mentah masih bearish secara fundamental. Oleh karena itu, investor perlu mewaspadai penurunan lebih lanjut.

JAKARTA | Meskipun berhasil mencatatkan harga tertinggi dalam lima pekan akibat rencana pembekuan produksi dan pelemahan dolar, minyak mentah masih bearish secara fundamental. Oleh karena itu, investor perlu mewaspadai penurunan lebih lanjut.

Pada perdagangan Rabu (17/8/2016) pukul 16:07 WIB harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak September 2016 turun 0,5 poin atau 1,07% menuju US$46,08 per barel. Dalam waktu yang sama, harga minyak Brent kontrak Oktober 2016 merosot 0,58 poin atau 1,18% menjadi US$48,65 per barel.

Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, mengatakan harga minyak mentah WTI memantul sejak awal pekan dan berhasil bertengger di posisi US$45 per barel. Sentimen utama pendorong harga ialah ekspektasi pembekuan level produksi OPEC memberi jalan bagi investor bullish.

Minggu lalu, Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih menyatakan, OPEC dan produsen utama lainnya bakal melakukan upaya bersama untuk menstabilkan pasar. Pasalnya, saat ini stok minyak terbilang berlebihan sehingga menekan harga.

Menjelang gelaran International Energy Forum di Aljazair yang berlangsung 26-28 September 2016, Mohammed Al Sada, Menteri Energi Qatar sekaligus Presiden OPEC juga mengatakan organisasinya akan membahas upaya menstabilkan pasar minyak mentah.

“Harga minyak sepertinya menjadi sangat sensitif. Pembicaraan tentang pembekuan produksi menimbulkan dorongan spekulatif yang mengangkat harga minyak,” papar Lukman dalam riset yang dikuip Bisnis.com, Rabu (17/8/2016).

Walaupun peningkatan harga minyak cukup mengesankan, WTI tetap bearish secara fundamental. Masalah surplus suplai terus memicu investor bearish untuk menekan harga.

Menurut Lukman, jika rapat bulan September tidak menghasilkan kesepakatan, maka harga minyak dapat merosot menuju US$35 per barel. Dari sudut pandang teknikal, penurunan bearish berpotensi mencapai di bawah US$42 untuk terus menuju US$40 per barel.(BISNIS.COM)

Exit mobile version