pemkab muba pemkab muba
Berita Daerah

Hampir Setahun Dana PMI OKI Tak Cair

186
×

Hampir Setahun Dana PMI OKI Tak Cair

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi
pemkab muba pemkab muba

Sungguh miris, anggaran untuk kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang bersumber dari dana hibah APBD kabupaten setempat hampir setahun tak kunjung cair, mulai Januari – november 2022.

Padahal, didalam anggaran tersebut terdapat anggaran untuk kegiatan donor darah yang penggunaannya untuk memenuhi kebutuhan darah di RSUD Kayuagung.

Akibatnya, PMI OKI terpaksa menghentikan kegiatan donor darah hingga waktu yang tidak ditentukan, karena sudah tidak kuat lagi untuk melaksanakan kegiatan donor darah lantaran ketiadaan anggaran, sebelumnya PMI OKI tetap melaksanakan kegiatan donor meskipun dengan swadaya atau biaya sendiri.

Pasalnya anggaran untuk kegiatan di PMI selama setahun ini dari dana hibah APBD sebesar Rp 100 juta dalam satu tahun Kabupaten OKI belum cair.

Sekretaris PMI OKI, Sirni Lestari SE mengungkapkan,  untuk kegiatan di PMI selama setahun ini dari dana hibah APBD sebesar Rp 100 juta, namun dana tersebut tidak diberikan.

“Selama ini kita swadaya dan uang pribadi, sekaranng saya tidak sanggup lagi jadi untuk kegiatan donor darah di stop sampai batas waktu yang belum ditentukan,”terangnya oepada wartawan. kemarin (3/11).

Untuk diketahui dalam sebulan bisa 2 hingga 3 kali kegiatan donor darah dilakukan. Sekali kegiatan paling kecil biayanya Rp3 juta. Nah karena sampai 10 bulan terakhir anggaran PMI belum cair ia terpaksa menghentikan kegiatan.

Gaji staf PMI juga sudah 11 bulan berjalan belum diberikan karena uangnya tidak ada. Dirinya sudah menanyakan langsung dengan Dinas Kesehatan OKI terkait masalah tersebut tapi katanya ada masalah teknis.

“Bingung juga , jadi kalau ada permintaan donor darah saya langsung kontak PMI di kabupaten lain mereka siap melaksanakan donor dan darahnya mereka bawa ke daerahnya,”bebernya.

Untuk saat ini stok darah di Bank Darah RSUD Kayuagung juga kosong, sementara kebutuhan bisa mencapai ratusan dalam sebulan.  Pasien kalau membutuhkan darah harus menyiapkan donor sendiri atau meminta bantuan komunitas donor darah, hanya saja disayangkan pada Oktober lalu pendonor mengeluh soal layanan donor di RSUD Kayuagung.

Karena saat akan mendonorkan darah, mereka mereka harus berjalan kaki yang cukup jauh dari tempat donor ke parkiran, padahal kondisinya lemah habis melakukan donor.

RM salah seorang relawan Donor OKI mengaku terpaksa berjalan kaki dari parkiran depan RSUD menuju ke UTDRS karena dilarang masuk oleh petugas meskipun sudah dijelaskan maksud dan tujuannya.

“Kita ini ikhlas membantu pasien sekaligus juga pihak rumah sakit, sebab meskipun kita donor secara sukarela, namun penggunaannya bagi pasien kan tetap dibayar, bukan berarti kita tidak ikhlas, artinya ini juga membantu pihak RSUD, kita harap kedepan akan ada perbaikan sehingga kita dari relawan merasa lebih nyaman,”katanya.

Dirinya juga menyampaikan, jika saat ini PMI OKI menghentikan kegiatan donor darah maka dari mana akan mendapatkan suplay kebutuhan darah dirumah sakit jika tidak keluarga pasien yang mencari pendonor maka relawan donor OKI menjadi alternatifnya.

“Jadi hal ini juga harus segera dicarikan solusinya, ini menyangkut hal kemanusiaan, pihak terkait harus segera mengambil langkah-langkah,” tegasnya.

Kepala BPKAD OKI Ir Mun’im MM menjelaskan, pihaknya siap untuk membayarkan sepanjang kas daerah tersedia dan ada permintaan dari Instansi yang berwenang.(Romi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *