pemkab muba pemkab muba
Pemprov Sumsel

Gubernur Sebut Sumsel Bisa Miliki Wisata Mangrove Indah Seperti di Bali

144
×

Gubernur Sebut Sumsel Bisa Miliki Wisata Mangrove Indah Seperti di Bali

Sebarkan artikel ini
IMG-20200803-WA0034
pemkab muba pemkab muba

BANYUASIN – Mimpi masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) untuk memiliki taman wisata mangrove atau hutan bakau seperti di Bali sangat mungkin segera terwujud. Hal ini setelah dilakukan penanaman mangrove di Pelabuhan Tanjung Api-Api, Senin (3/8/2020).

Gubernur Sumsel, Herman Deru mengungkapkan, penanaman ini dilakukan serentak oleh gubernur se-Sumatera dalam rangka memperingati Hari Mangrove Dunia dan HUT Kemerdekaan RI ke-75.

Untuk mewujudkan impian memiliki taman mangrove ini Pemprov Sumsel butuh kerjasama dan dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pemkab setempat yakni Kabupaten Banyuasin.

“Taman wisata mangrove ini jangan jadi mimpi lagi dan ini tuan rumahnya Banyuasin. Di sini juga ada Taman Sembilang tempat burung Siberia dan pemandangannya indah sekali tapi. Ini potensial sekali, tapi kita butuh bantuan Kementerian juga karena kalau mengandalkan APBD kabupaten tentu tidak cukup,” ujarnya.

Selain dapat menjadi destinasi wisata yang menarik, keberadaan hutan mangrove sangatlah penting bagi ekosistem di sekitarnya karena mangrove juga dapat mencegah terjadinya abrasi. “Kita lihat sendiri sedimentasi disini begitu cepat. Ini diakibatkan karena mangrovenya banyak yang rusak. Karena dibuat orang menjadi arang. Harus ada terobosan agar perajin arang punya alternatif menggunakan kayu lain agar mangrove kita tidak rusak. Mereka harus diberikan pelatihan,” jelasnya.

Sesuai arahan Presiden lanjut HD, hendaknya gerakan penanaman mangrove ini jangan sekedar dilakukan sebagai simbolik saja namun terus dimasifkan ke depan sehingga keberadaannya dapat terus dilestarikan. “Saat ini dunia resah karena mangrove berkurang. Dan kolita masih ada kesempatan berbuat mempertahankan anugerah ini. Mari kita lakukan agar kelanjutan ekosistem ini terjaga sekaligus mengurangi kekhawatiran dampak efek rumah kaca,” terangnya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan diwakili oleh Staf Khusus Menteri LHK, Irjen pol Drs Jhonny Siahaan mengatakan, dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia dan Hari Ulang Tahun ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggelar acara penanaman Mangrove bersama Gubernur di seluruh provinsi.

Untuk tanggal 3-4 Agustus 2020 Acara dilaksanakan secara serentak di 9 Provinsi di Pulau Sumatera meliputi Sumatera Selatan. Lampung, Jambi, Riuu, Kepulaunn Riau, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh. Kegiatan ini dipusatkan di Bangka Belitung dan akan dicanangkan olch Bapak Presiden RI tanggal 5 Agustus 2020 nanti.

Menurut Jhonny, ekosistem mangrove merupakan sumberdaya lahan basah wilayah pesisir dan sistem penyangga kehidupan dan kekayaan alam yang nilainya sangat tinggi, oleh karena itu perlu upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan secara lestari untuk kesejahteraan masyarakat.

Ekosistem mangrove juga merupakan bagian integral dari pengelolaan wilayah pesisir yang terpadu dengan Pengelolaan Dacrah Aliran Sungai. Perlu koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi lintas sektor, instansi dan lembaga dalam pemeliharaan ckosistem mangrove.

“Berdasarkan Peta Mangrove Nasional tahun 2019 luas mangrove Indonesia kurang lebih 3,31 juta hektar, dimana seluas kurang lebih 2,67 juta hektar (81%) ekosistem mangsove dalam kundisi baik dan seluas 0,67 juta hektar (19%) dalam kondisi kritis. Untuk provinsi Sumatera Selatan, luas mangrove kurang lebih 158,734 lektar yang tersebar di Banyuasin, Musi Banyuasin dan Ogan Komering llr. Hari ini kita jaga mangrove untuk bumi kita,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala BPDAS Musi, Siswo S.Hut mengatakan hari ini mereka sudah menanam lebih dari 2020 batang mangrove seperti yang ditargetkan pemerintah pusat. Sebanyak 1900 batang mangrove sudah ditanam sebelum acara dan 100 batang lebih ditanam secara simbolik.

Menurutnya dari berhagai kajian akademik secara konsisten menunjukkan bahwa kehilangan mangrove terbesar di Indonesia dipicu oleh perluasan lahan tambak yang sangat masif. Selain itu juga disebabkan alih fungsi lahan menjadi pemukiman, perkebunan, sarana infrastruktur, penebangan illegal, serta pencemaran limbah.

Karena itu melalui peringatan Hari Mangrove Sedunia ini ditandai dengan penanaman 2020 batang Mangrove di setiap provinsi secara bersama-sama, sebagai upaya membangun sinergi dan sinkronisasi lintas ektor dalam pengelolaan ekosistem mangrove.

“Harapannya, dengan penanaman ini kedepan hutan mangrove dapat terpelihara fungsi dan manfaat mangrove bagi kehidupan, antara lain sebagai pelindung dari abrasi air laut, penyangga dan pencegah intrusi air laut, menyimpan karbon serta fungsi ekowisata dan mitigasi bencana,” tandasnya. (ad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *