KEMUJA – Untuk meningkatkan produktivitas penanaman yang normalnya bisa dilakukan dua kali dalam setahun menjadi tiga kali dalam setahun, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman dan istri, Melati Erzaldi melakukan peninjauan sawah di Kemuja dan Payabenua sekaligus mengecek pembuatan jalan usaha tani di sawah tersebut, Minggu (25/10/20).
“Kami menargetkan pada tahun depan sawah di Kemuja dan Payabenua dapat melakukan penanaman dua kali dalam setahun dan bisa ditingkatkan menjadi tiga kali dalam setahun,” ungkapnya.
Saat menemui kelompok tani, Gubernur Erzaldi memberikan arahan kepada Kabid Prasarana Sarana Pertanian dan Penyuluhan (PSP), Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung agar dapat menyinergikan kegiatan-kegiatan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) berupa lumbung, irigasi, dan saluran cacing.
Dalam peninjauan jalan usaha tani dijelaskan bahwa pembangunan dikerjakan sejauh 3,5 KM di Jalan Tanah Kuru, yang mana jalan ini dibangun untuk menghubungkan sawah organik dan sawah anorganik. Pembangunan jalan sudah berlangsung sejak September, dengan estimasi akan selesai di bulan Desember.
Gubernur Erzaldi berharap semua kegiatan dapat berjalan lancar agar dapat meningkatkan ketahanan pangan bagi Bangka Belitung.
Dalam penjelasannya, total sawah yang akan digarap seluas 1.300 hektar, pengolahan akan dilakukan secara bertahap sembari membangun embung atau bendungan di sepanjang sawah, mengingat daerah Kemuja merupakan areal rawa sehingga, di daerah rawa diperlukan banyak embung untuk dapat menangkap air.
“Semua dilakukan secara bertahap hingga mencapai 1.300 hektar. Kalau semua sudah terintegrasi salurannya dan beberapa embung juga bendungan yang direncanakan dibangun, maka hasil akan menjadi lebih optimal,” ujarnya.
Peninjauan dilakukan oleh Gubernur Erzaldi ke sawah organik dengan hasil beras hitam yang ditanam di areal seluas 25 hektar. Ke depan, sawah ini akan dikembangkan lagi menjadi 50 hektar.
Pada kesempatan yang sama, Kabid PSP Dinas Pertanian, Asdianto mengatakan bahwa beras hitam organik ini sudah memiliki pangsa pasar yang jelas yaitu negara Jepang.
Penanaman sawah organik di Bangka Belitung merupakan langkah yang tepat, karena Bangka Belitung merupakan daerah potensial untuk mengembangkan sawah organik, yang mana untuk membuka sawah organik dibutuhkan lahan baru yang belum terkontaminasi oleh bahan kimia.
Dalam momen tersebut juga mereka menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengan warga setempat dan memberikan arahan kepada kelompok tani. (Doni)