Beritamusi.co.id – Pengentasan kemiskinan jadi fokus utama yang tengah dikejar oleh pemerintah kabupaten Lahat, untuk mewujudkan itu pemerintah bahkan menggandeng akademisi Universitas Sriwijaya (UNSRI), yang kebetulan putra-putri Kabupaten Lahat, untuk mengkonsep starategi mengurangi angka kemiskinan di Lahat.
Bupati Lahat, Cik Ujang mengatakan, ketika awal dilantik, angka kemiskinan sempat naik ke posisi tiga. Namun saat ini kembali turun posisi ke dua. Karena itu, kita menggandeng UNSRI, berdiskusi apa saja kiat untuk menurunkan angka kemiskinan di Lahat. Mengingat Lahat kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), dan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Terima kasih kepada UNSRI. OPD terkait, pelajari ini. Buat kerjasama dengan UNSRI, cari cara meningkatkan produksi SDA di Lahat. Ini harus cepat ditindak lanjuti dan dilakukan secara continue,” ujar Cik Ujang, saat membuka focus group discussion (FGD) Pemkab Lahat bersama dekan UNSRI, Selasa (4/10).
Prof Doktor H Ahmad muslim M Agar PH D, Dekan Fakultas Pertanian UNSRI menuturkan, dari data Badan Pusat Statistik Sumsel tahun 2022, penduduk miskin di Lahat mencapai 16,14 persen. Buat posisi Lahat urutan dua termiskin di Sumsel, dibawah Kabupaten Muratara. Dengan APBD Rp 2,2 Triliun, PAD Rp 1,4 miliar, ditambah SDA luar biasa, untuk menurunkan angka kemiskinan masih sangat memungkinkan.
“Dilihat dri garis kemiskinan, ada 16 persen warga miskin, 34,2 persen rawan miskin. Rawan miskin ini yang perlu antisipasi, jika tidak angka kemiskinan akan semakin tinggi,” tuturnya.
Untuk mengentaskannya, harus ada evolusi data, dengan melakukan pemetaan jumlah dan karakteristik jumlah kemiskinan di tiap wilayah. Lalu di grup berdasarkan tingkat kemampuan, apakah fakir miskin, tidak ada pekerjaan, bagi UMKM apa karena usaha tidak berkembang, untuk sektor lain apa karena tidak ada sarpras dan tidak terarah.
“Target dua tahun turunkan 7 persen kemiskinan, bisa dilakukan. Jika dari 68 ribu orang miskin itu tercatat 5012 Kepala Keluarga. Terget kita cukup mengejar 1.064 kk, satu tahun cukup kejar selesaikan 500 KK. Tapi ini perlu kerja seluruh sektor,” pesannya. (Safitri)