Palembang

Fitri datangi rumah warga beresiko stunting

96

Palembang – Wakil Walikota Palembang bersama puluhan pegawai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, jajaran BKKBN Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Bank Syariah Indonesia (BSI) mendtangi jalan setapak dikawasan bantaran Sungai Musi Palembang menyisir anak balita beresiko Stunting.

“Ada enam rumah warga yang memiliki Balita yang kita datangi, yang beresiko stunting, ” kata Wakil Walkota Palembang Fitrianti Agustinda saat dibincangi awak media.

banner 300x600

Untuk menjangkau rumah warga inipun Fitrianti Agustinda harus melewati jalan setapak bergoyang dan jalan menuju rumah warga yang hanya terbuat dari dua balok bambu dan mengharuskannya melepas sepatunya.

“Memang infstarukturnya kurang bagus,” jelasnya usai memberikan paket makanan bervitamin bantuan dari BSI” Bapak Asuh Srunting”.

Meski jumlah angka stunting Palembang masih relevan dan menurun dari tahun sebelumnya, namun kondisi warga dengan lingkungan yang  kurang baik menimbulkan kekhawatirannya.

“Kalau data kita ada 1000 anak yang terkena stunting yang tersebar di 18 kecamatan,  paling banyak terdapat di Kecamatan Ilir Timur 3, dan SU 2,” katanya.

Fitri menyebut masih mudah dijumpai stunting ini karena dipengaruhi faktor lingkungan, secara prevalensi dilakukan beberapa langkah penanganan, angkanya terus menurun.

Langkah penanganan dimaksud antara lain, perbaikan infratruktur, sanitask dan MKCK bagi warga bantaran sungai dan  menggalakan  Posyandu dan lainnya.

Palembang

Fitri datangi rumah warga beresiko stunting

0

Palembang – Wakil Walikota Palembang bersama puluhan pegawai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, jajaran BKKBN Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Bank Syariah Indonesia (BSI) mendtangi jalan setapak dikawasan bantaran Sungai Musi Palembang menyisir anak balita beresiko Stunting.

“Ada enam rumah warga yang memiliki Balita yang kita datangi, yang beresiko stunting, ” kata Wakil Walkota Palembang Fitrianti Agustinda saat dibincangi awak media.

Untuk menjangkau rumah warga inipun Fitrianti Agustinda harus melewati jalan setapak bergoyang dan jalan menuju rumah warga yang hanya terbuat dari dua balok bambu dan mengharuskannya melepas sepatunya.

“Memang infstarukturnya kurang bagus,” jelasnya usai memberikan paket makanan bervitamin bantuan dari BSI” Bapak Asuh Srunting”.

Meski jumlah angka stunting Palembang masih relevan dan menurun dari tahun sebelumnya, namun kondisi warga dengan lingkungan yang  kurang baik menimbulkan kekhawatirannya.

“Kalau data kita ada 1000 anak yang terkena stunting yang tersebar di 18 kecamatan,  paling banyak terdapat di Kecamatan Ilir Timur 3, dan SU 2,” katanya.

Fitri menyebut masih mudah dijumpai stunting ini karena dipengaruhi faktor lingkungan, secara prevalensi dilakukan beberapa langkah penanganan, angkanya terus menurun.

Langkah penanganan dimaksud antara lain, perbaikan infratruktur, sanitask dan MKCK bagi warga bantaran sungai dan  menggalakan  Posyandu dan lainnya.

Exit mobile version