KAYUAGUNG I dr Ayatullah salah satu dokter fungsional di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan mengungkap kebobrokan system di rumah sakit tersebut dihadapan wakil Bupati OKI dan seluruh jajaran managemen RSUD Kayuagung.
Dengan berlinang air mata dokter spesialis bedah tersebut menyampaikan, RSUD Kayuagung merupakan satu-satunya rumah sakit di kabupaten OKI, yang menjadi tujuan masyarakat di daerah tersebut untuk berobat. Menurut Ayat masyarakat OKI sangat merindukan pelayanan yang prima di RSUD Kayuagung, kenapa itu tidak terjadi karena ada hal-hal yang besar yang tidak dilakukan.
Kami sebagai fungsional kata Ayat hanya bekerja, kami butuh dimarah tapi itu tidak pernah terjadi karena di rumah sakit ini tidak ada sanksi bagi yang bersalah dan yang bekerja keras dianggap sama.
Parahnya lagi, Pasien di rumah sakit ini rekam medisnya kacau balau 10 x anda berobat 10x juga anda mendapatkan kartu baru. Jadi setiap pasien yang berobat riwayat penyakitnya tidak tercatat yang tadinya obatnya sudah cocok hilang lagi sehingga kami harus mengulang lagi.
“Jadi untuk apa kami mencatat sejarah penyakit pasien kita tidak tahu yang tadi obatnya cocok sudah hilang lagi tidak ada catatan sama sekali seharusnya seumur hidup pasien itu hanya memiliki satu kartu sehingga kita tahu riwayatnya walaupun dokternya mati dan diganti yang baru tetap tahu sejarah penyakit pasien. Tapi di rumah sakit ini tidak ada, kadang-kadang dokter jadi malas menulisnya untuk apa menulis hilang lagi jadi tidak ada artinya,”katanya.
Bukan hanya itu, bahkan dirinya tidak tahu jumlah pasien yang sudah ia tangani berapa banyak dan status pasien itu seperti apa karena tidak ada data “Kami tidak bisa minta kesiapapun tidak ada yang tahu,”jelas Ayat.
Dengan tidak adanya system kami yang bekerja dengan urusan manusia ini sangat rentan dua tahun lalu saya mengoperasi saya tidak tahu pasien saya itu dimana? statusnya bagaimana?.
Selain itu kata Ayat, Berobat ke RSUD Kayuagung ini sangat rumit dan lama hasilnya tidak jelas itu system, kedua masalah managemen, dirinya tidak tahu managemen di RSUD ini seperti apa dan tidak ada rencana baik menengah maupun jangka panjang bahkan tidak pernah ada evaluasi.
“Sedangkan Pungli disini banyak karena berurusan di rumah sakit ini ribet yang baik itu hanya calo tapi mereka minta bayar, silahkan anda berobat sebagai orang awam akan sulit dilempar kesana kemari. tidak ada yang membantu pasien akhirnya pasiennya bingung muter-muter ngak jelas jadi penolongnya hanya calo di sini. Ditambahlagi Keamanan pasien, satu bulan yang lalu di bangsal saya 4 Hp hilang dalam satu malam,”cetusnya.
Ayat menjelaskan secara garis besarnya kalau tidak ada system dan managemen yang baik mau sampai kiamatpun rumah sakit ini akan tetap seperti ini. (Romi Maradona)