JAKARTA – Budidaya markisa bisa dilakukan di dataran tinggi ataupun dataran rendah dan pada jenis tanah apa pun.
Anda hanya perlu menyesuaikan jenis markisa dengan lokasi budidaya yang dipilih. Berikut ini langkah budidaya tanaman markisa yang dapat Anda ikuti.
Pengolahan tanah
Tanah dicangkul dengan baik agar gulma dan alang-alang yang tumbuh hilang hingga ke akar-akarnya. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm × 40 cm dengan kedalaman 30–40 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah matang sebanyak 10 kg.
Penanaman
Bibit dalam polibag sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan (menjelang musim kemarau). Penanaman markisa pada akhir musim kemarau (menjelang musim hujan) akan memperlambat umur berbunga, yakni setelah 10–12 bulan. Penanaman pada akhir musim hujan menyebabkan tanaman akan berbunga pada umur sekitar enam bulan.
Saat bibit sudah siap dipindahkan, buatlah lubang pada tanah atau pot dengan panjang, lebar, dan tinggi sekitar 15 cm. Selanjutnya, isi 1/3 lubang dengan pupuk kandang sebelum menanam bibit markisa. Setelah bibit dimasukkan ke lubang, tutuplah dengan tanah.
Jika Anda memilih bibit dari batang markisa atau dengan cara setek, proses penanaman lebih praktis. Anda hanya perlu menyiapkan lubang yang diberi pupuk kandang di bagian bawah, lalu tanam batang yang sudah disiapkan. Jarak antara satu batang dan batang yang lain sekitar 3 meter × 3 meter.
Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan, tanaman perlu disiram secara rutin setiap pagi atau sore hari. Saat tanaman sudah mulai berbunga dan berbuah, intensitas penyiraman dapat ditingkatkan. Gulma yang berada di sekitar tanaman harus disiangi secara rutin. Tanaman markisa perlu diberikan pemupukan saat berusia 1,5 bulan.
Pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun. Pupuk yang dipakai adalah pupuk organik sebagai dasar, sedangkan pupuk kimia seperti urea, KCl, atau jenis lainnya dapat diberikan sebagai tambahan saja.
Tanaman markisa dapat dirambatkan pada pohon hidup atau kayu Gliricidia. Namun, markisa yang dirambatkan dengan sistem pagar, produksinya lebih tinggi. Alat yang harus disiapkan adalah bilah bambu dengan tinggi kurang lebih 2 meter. Tancapkan bilah bambu tersebut di sekitar tanaman. Di bagian atas bilah bambu, Anda bisa memasang tali rapia atau kawat untuk menghubungkan sulur. (Pertanianku)