OKI – Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) telah melakukan sejumlah langkah mitigasi terkait kematian mendadak ratusan kerbau pada beberapa kecamatan di Kabupaten OKI beberapa hari terakhir.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI Dedy Kurniawan S.STP M. Si mengatakan, pihaknya telah melakukan uji sampel untuk memastikan penyebab kematian kerbau secara mendadak tersebut.
“Setelah dilakukan pengujian laboratorium terhadap dugaan keracunan di Balai Veteriner Lampung, hasilnya negatif berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan klinis menunjukkan gejala penyakit septicaemia epizootica (SE),” ujar Dedy, Sabtu (13/4/2024) malam.
Pihaknya, terang Dedy, telah melakukan langkah kongkrit sejak menerima laporan dari masyarakat.
“Melakukan penguburan bangkai kerbau, disinfeksi massal pada kandang kerbau, pengobatan serentak, vaksinasi dan upaya surveilan,” terang dia.
Terkait adanya kematian kerbau pasca vaksinasi, dijelaskan Dedy, bisa dipengaruhi oleh ternak kerbau sudah terjangkit kuman SE, namun tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit.
“Faktor pembentukan kekebalan tubuh yang belum sempurna karena baru vaksin pertama, serta faktor pemindahan dan lalu lintas dari zona tertular ke zona steril cukup intens, lalu faktor adanya investasi parasit darah,” terang dia.
Hingga berita ini diturunkan, tambahnya, petugas di lapangan masih melakukan pengobatan dan hanya libur pada hari Rabu lebaran lalu.
Berdasarkan data Disbunnak OKI, jumlah kematian ternak kerbau sampai dengan Sabtu (13/4/2024) sebanyak 431 ekor kerbau.
Meluasnya penularan ini, ujar Dedy, terjadi karena bangkai ternak kerbau yang terlambat diketahui saat digiring ke kandang per seminggu atau lebih, pemotongan ternak yang sakit di sekitar lokasi kandang, pemindahan ternak dari daerah tertular ke daerah steril, serta lintas penjualan kerbau yang intens.
Dia tetap mengimbau agar para peternak tetap memvaksinasi peliharaannya karena tidak ada efek samping pasca vaksinasi.
Dedy juga meminta peternak untuk melakukan tindakan mitigasi supaya penyakit itu tidak menulari hewan ternak lainnya.
“Upaya mitigasi tersebut diantaranya seperti memaksimalkan kebersihan kandang, menjaga pakan, pemberian multivitamin dan semacamnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak,” tutupnya. (Jang Mat)