pemkab muba pemkab muba
Ekonomi & Bisnis

Berawal dari Bisnis Rumahan, Restu Mande Bawa Makanan Minang Mendunia

162
×

Berawal dari Bisnis Rumahan, Restu Mande Bawa Makanan Minang Mendunia

Sebarkan artikel ini
Nenden Rospiani, co-founder sekaligus CEO Restu Mande, memproduksi dan memasarkan makanan khas Minang
pemkab muba pemkab muba

Beritamusi.co.id – Bagi Nenden Rospiani, co-founder sekaligus CEO Restu Mande, memproduksi dan memasarkan makanan khas Minang bahkan hingga ke pasar internasional bukan sekadar bisnis. Namun juga sebuah bentuk pengabdian anak bangsa kepada negara. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai bank yang fokus mendorong kemajuan UMKM pun turut mendorong Nenden mewujudkan cita-cita besar tersebut.

Restu Mande, yang merupakan produsen makanan khas Minang siap saji didirikan pada tahun 2004. Bisnis ini berawal dari usaha rumahan di jalan Katamso, Bandung. Nenden bercerita, di awal merintis usaha, ia berpikir bagaimana masakan khas Minang bisa dibawa menjadi bekal bagi orang yang melaksanakan ibadah umrah.

“Kemudian saya pikirkan bersama almarhum suami untuk membuat produk kemasan. Di awal-awal cuma divakum dan tahan hingga dua minggu,” ujarnya. Ia pun giat mengikuti pelatihan-pelatihan untuk pelaku UMKM dari dinas terkait di Kota Kembang, sampai akhirnya turut serta mengikuti pameran di Malaysia.

Di Negeri Jiran, ia melihat produk rendang yang bisa tahan dua tahun. Nenden dan suami mempelajari hal tersebut sehingga akhirnya bisa membuat produk dengan umur simpan satu tahun tanpa pengawet. Rendang Padang Restu Mande akhirnya dijual secara online dan dikirim ke seluruh Indonesia. 

Seiring berjalannya waktu, Nenden berpikir untuk mendorong Restu Mande menjadi pelopor rendang sebagai komoditas yang masuk ke pasar dunia. Melalui momen tersebut, Restu Mande mengampanyekan Rendang Through The World.

Pada 2015 barulah produk tersebut dipasarkan melalui market place, sehingga perkembangannya lebih cepat lagi. Hal ini membuat Restu Mande menjajal pasar Papua Nugini, Qatar, Australia, Singapura, Dubai, Amerika Serikat, Hongkong, Filipina, Norwegia, Perancis hingga Kongo di Benua Afrika. Produk utamanya adalah aneka rendang dan macam-macam masakan balado.

Diberdayakan BRI

Terus meningkatkan kapabilitas usaha, Restu Mande berinisiatif mengikuti ajang BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR pada tahun 2020. Melalui ajang tersebut, Restu Mande berhasil mencatatkan business matching untuk mencari calon buyer potensial. Bahkan calon buyer dari Hongkong sudah meminta sample produk Restu Mande.

Pada awal April 2023, Restu Mande juga berhasil mengikuti event Pameran Trade Mission Singapore 2023 di West Mall, Singapura. Melalui Rumah BUMN, BRI mengirimkan Restu Mande berjajar dengan berbagai merchant produk-produk dalam negeri.

“Iya pameran diajak BRI lewat rumah BUMN Bandung saya kirim barang ke sana. Saya pilih yang unik dan bakal diminati, saya masukin bumbu rendang dan rendang jengkol. Yang diminati memang yang khas Indonesia”, tuturnya.

Nenden pun mengakui, program-program pemberdayaan dari BRI berupa pendampingan dan pelatihan setelah BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR membuat Restu Mande lebih percaya diri. Sebab hal tersebut meningkatkan kapabilitas perusahaannya.

Ke depan, bahkan dia sudah berniat untuk lebih fokus dalam memasarkan bumbu rendang yang otentik khas Minang dan tanpa pengawet. Sehingga, kata dia, masyarakat pecinta rendang termasuk di luar negeri dapat merasakan mudahnya memasak makanan khas Minang tersebut seperti membuat mi instan.

“BRI telah memberikan kesempatan kepada saya untuk tumbuh dan berkembang lebih luas lagi. Jadi bisa menjembatani mimpi saya. Ini menambah kepercayaan diri saya bahwa Restu Mande cukup baik dan bisa diterima dan diakui.  Itu bukti bahwa saya dapat memperkenalkan produk sendiri ke luar negeri. Itu misi saya, ada bakti saya untuk Indonesia. Ada yang bisa saya kerjakan untuk Indonesia. Memperkenalkan produk Indonesia jadi kebanggaan saya”, jelasnya.

Terkait dengan hal tersebut, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan perseroan terus berupaya meningkatkan kapasitas maupun kapabilitas yang berorientasi kepada UMKM go modern, go digital, go online, dan go global.

“Para pelaku UMKM diberikan pendampingan, harapannya bukan hanya siap secara bisnis dan terpapar digitalisasi, tetapi juga dapat naik kelas dan masuk ke pasar global. Selain itu, BRI terus berupaya untuk membuka akses distribusi serta memperluas jaringan pemasaran bagi para pelaku UMKM dengan tak henti membangun business mindset dan keterampilan digital yang dibutuhkan pasar global saat ini agar mampu bersaing di pasar global,” tutup Catur. (Rilis/romi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *