MUBA | Ketika air sungai musi surut, masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin berbondong-bondong ke sungai musi. Sejak pagi kaum perempuan yang didominasi ibu rumah tangga dan anak-anak mulai memenuhi tepi sungai untuk memulai perburuan remis.
Dengan berbagai peralatan sederhana dan wadah yang telah disediakan warga mulai mencari-cari remis di sela-sela pasir di sungai musi. Kegiatan ini rutin mereka lakukan saat sungai surut.
Herryandi Sinulingga, Kepala Dinas Kominfo Muba mengatakan, aktivitas masyarakat muba dalam mencari Remis saat air surut ini sudah rutin dilaksanakan dan menjadi pemandangan setiap tahunnya.
Ditambahlagi, Remis yang merupakan sejenis kerang yang hidup di dasar sungai ini mengandung banyak gizi, sehingga menambah gairah bagi masyarakat untuk turun ke sungai.
Kata Lingga, Saat Sungai Musi surut dan bagian dasarnya bisa dijajaki, maka remis pun dapat dengan mudah ditemukan dan ini menjadi berkah tersendiri bagi warga.
Lingga melanjutkan, Apabila dimanfaatkan dengan serius, maka remis yang mempunyai kandungan protein tinggi ini dapat menjadi inovasi olahan pangan lokal yang bernilai komersial sebagai upaya agar menu lebih beragam dan makanan khas Muba.
Sementara itu, Herman salah satu warga Sekayu mengatakan, bahwa dirinya bersama warga lainnya sudah mulai melakukan perburuan remis sejak beberapa hari lalu. “Kami mencari remis di dasar sungai di seberang Kelurahan Kayuara. Kami turun dari jam 10 pagi hingga jam 12 siang dan masing-masing orang memperoleh satu karung remis dalam waktu dua jam pencarian,”katanya.
Lanjut Herman, Remis yang mereka dapatkan tersebut untuk dikonsumsi bersama keluarga bahkan tetangga.
“Bahkan kami juga bergotong royong untuk mengolah remis dan memasaknya,” ujar Herman.
Sedangkan Kurnia, Ibu rumah tangga yang piawai mengelola remis mengatakan, cara mengolah dan memasak remis Sungai pertama direndam dahulu remisnya di air panas agar kelopaknya mudah terbuka, lalu dipisahkan daging remisnya.
Setelah itu, tambahkan air perasan jeruk nipis agar aromanya menjadi sedap, remis pun siap diolah dan dimasak. “Kami warga kayuara dan sekayu biasanya memasak remis menjadi sate remis atau pun sambal remis yang dimakan dengan cara liwetan beramai-ramai bersama warga lainya,” ujarnya.(Endang)