pemkab muba pemkab muba
Palembang

Agus Fatoni Tinjau Museum Balaputra Dewa dan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya

178
×

Agus Fatoni Tinjau Museum Balaputra Dewa dan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya

Sebarkan artikel ini
pemkab muba pemkab muba

Palembang. Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni meninjau Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputra Dewa dan Museum Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS). Kedua museum tersebut berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (17/4/2024).

Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputra Dewa dipiihnya menjadi destinasi pertama dalam kunjungannya kali ini. Dia juga menyimak secara serius penjelasan dari petugas yang menjelaskan berbagai koleksi benda-benda bersejarah.

Di museum ini banyak sekali koleksi mulai dari zaman prasejarah, masa kerajaan Sriwijaya hingga era perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, koleksi Keris Palembang, Pedang Palembang, Keris Siwar dan Kujur, Galeri Malaka dan ruang khusus penemuan benda-benda dari sungai Musi juga dipamerkan di museum ini. Selanjutnya, di belakang museum Fatoni berkesempatan meninjau langsung rumah adat, yakni Rumah Limas dan Rumah Lamban Ulu Ogan yang terletak di bagian belakang museum Balaputra Dewa.

Setelah melakukan kunjungan ke Museum Negeri Sumatera Selatan Balaputra Dewa, Fatoni melanjutkan kunjungannya ke Museum Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS). Di museum ini hanya memiliki satu tema, yaitu Sriwijya.

Di lokasi ini, Fatoni melihat koleksi yang dipamerkan dan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu arkeologika dan keramologika, disajikan secara kronologis, yaitu pra Sriwijaya, Sriwijaya dan Pasca Sriwijaya.

Dalam penataan masa Sriwijaya dikelompokkan menjadi lima untuk memudahkan pengunjung memahami tinggalan Sriwijaya yaitu prasasti-prasasti penanda Sriwijaya, maritim Sriwijaya, keagamaan Sriwijaya, arsitektur Candi Bumiayu, dan perdagangan masa Sriwijaya.

Usai melakukan peninjauan, Fatoni menyebut pentingnya keberadaan museum untuk menyimpan, mengabadikan dan mendokumentasikan peninggalan sejak masa lalu. Tujuannya tidak lain agar masyarakat mengetahui bagaimana masa lalu, masa kini dan untuk melihat masa depan. Menurutnya, pengelolaan kedua museum tersebut sangatlah cukup naik namun perlu ditingkatkan.

“Kepada masyarakat yang memiliki peninggalan-peninggalan atau barang-barang kuno, barang-barang yang lalu itu bisa disampaikan ke pihak museum agar bisa ditulis, kemudian diteliti, dikaji untuk lebih melengkapi lagi tentang Kerajaan Sriwijaya yang ada di Sumatera Selatan,” katanya.

Menurutnya, dengan adanya museum di Sumsel ini, generasi muda dapat mengetahui bagaimana perjalanan Kerajaan Sriwijaya, mulai dari masa kejayaan Sriwijaya hingga keruntuhan kerajaan Sriwijaya.

“Jadi dengan melihat museum, kita melihat sejarah, bisa membaca sejarah dan melihat sejarah peninggalan-peninggalannya. Kemudian kita bisa melihat budayanya, adat istiadatnya dan lain sebagainya. Museum ini sangat kaya informasi dan kaya ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya, jadi masyarakat termasuk anak-anak muda, generasi muda, silahkan datang ke museum ini,” ajaknya.

Nantinya dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi Sumsel akan membentuk tim yang akan mencari peninggalan-peninggalan sejarah, baik di dalam negeri maupun luar negeri yang terdiri dari ahli pakar, ahli sejarah dan lain sebagainya. Fatoni juga mengimbau masyarakat untuk bersama-sama merawat dan menjaga museum yang ada di Provinsi Sumsel sekaligus ikut mempromosikannya agar lebih dikenal oleh masyarakat luar Sumsel.

“Ini milik kita, mari kita rawat bersama-sama dan kita perlu jaga bersama-sama, museum-museum ini cukup bagus, banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil, banyak sekali informasi sejarah yang bisa kita ketahui, namun banyak juga masyarakat yang belum tahu kalau ada museum ini,” jelas Fatoni.

“Mari kita sampaikan kepada masyarakat betapa museum ini juga sangat penting, untuk bisa menambah ilmu pengetahuan kita, untuk kita mengetahui sejarah, dan banyak pelajaran yang kita bisa petik dari museum yang kita cinta ini,” sambungnya.(Gel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *