pemkab muba pemkab muba pemkab muba
Berita Daerah

13 Desa Ikuti Sosialisasi Kebakaran Lahan dan Hutan

54
×

13 Desa Ikuti Sosialisasi Kebakaran Lahan dan Hutan

Sebarkan artikel ini
Sosialisasi
pemkab muba
13 Desa Ikuti Sosialisasi Kebakaran Lahan dan Hutan
Fhoto : Istimewa

KAYUAGUNG I Sebanyak 13 desa di wilayah Kebun PT Sampoerna Agro diantaranya Desa Sidomulyo, Desa Gading Raja, Desa Sungai Tepuk, Desa Kayulabu, Desa Pulau Geronggang, Desa Sungai Menang dan SP4, mengikuti kegiatan Sosialisasi Kebakaran Hutan dan Lahan yang diselenggarakan Polres OKI bekerja sama dengan Polda Sumsel.

Dalam kegiatan tersebut, Managing Director PT Sampoerna Agro, Parluhutan Sitohang menuturkan, PT Sampoerna Agro Tbk berkomitmen terhadap pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Perusahaan mengajak elemen masyarakat untuk ikut menjaga dan mencegah kebakaran lahan.

“Adapun personil yang akan dilibatkan selanjutnya secara teknis diserahkan kepada masing-masing kepala desa dan dapat bekerjasama dengan seluruh elemen baik Pemerintahan, baik TNI/Polri dan atau sektor swasta di sekitar,” ungkap Parluhutan.

Dikatakannya, perusahaan Grup PT Sampoerna Agro beroperasi di tiga kecamatan yakni Kecamatan Mesuji Raya, Kecamatan Pedamaran Timur dan Kecamatan Sungai Menang. “Di tiga wilayah kecamatan ini kami akan mengajak masyarakat menjaga agar lahannya tidak terbakar. Berkaitan dengan hal inipun kami telah diundang Pak Gubernur di Griya Agung. Mudah-mudahan di tahun 2016 ini tidak ada lagi kebakaran hutan dan lahan di OKI,” tandasnya.

Sementara Mujito, Tokoh Masyarakat SP 2 Desa Gading Raja, menyambut baik himbauan untuk bersama-sama menjaga supaya tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan. Terpentingnya adalah menyebarluaskan pesan kesiap-siagaan ini.

“Kebakaran lahan terjadi karena masyarakat ingin membuka lahan, tetapi tidak memiliki modal sehingga mengambil alternatif yang murah yaitu dengan membakar lahan. Dan hal ini merupakan suatu tindakan yang keliru dan dapat berdampak negative,” ujarnya.

Masyarakat mengapresiasi komitmen Perusahaan yang telah berupaya mencegah kebakaran lahan dan tidak melakukan pembakaran untuk membuka lahan. “Kegiatan seperti ini juga sebenarnya cukup gencar dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya oleh Perusahaan bersama elemen masyarakat,” tukasnya.

Kapolres OKI, AKBP M Zulkarnain menegaskan bahwa kebakaran lahan di Sumsel tahun 2015 dianggap sebagai peristiwa yang memalukan. “Polres dan jajaran di bawahnya mendapat instruksi langsung dari Polda untuk berkomitmen terhadap pencegahan kebakaran lahan,” cetusnya.

Sebelum memasuki musim kemarau 2016, kata dian tim BKO akan diturunkan di seluruh wilayah desa maupun kecamatan untuk mengantisipasi kebakaran hutan sekaligus memantau dan menemukan pelaku pembakaran hutan dan lahan. “Polres juga sudah menyiapkan tim yang bertugas untuk membuat program dalam penanganan masalah kebakaran hutan lahan di Kabupaten OKI,” pungkasnya.

Di akhir acara tersebut, Wakapolda Sumsel, Brigjen Pol Syaiful Zahri mengatakan, wilayah OKI dan Sumsel khususnya telah mendapat perhatian khusus dari pemerintah/presiden, karena peristiwa kebakaran yang mengakibatkan kabut asap sangat mengganggu dan merugikan.

“Kebakaran lahan di Sumsel telah mengakibatkan kerugian pemerintah mencapai trilyunan rupiah dan tidak ada hasilnya, karena banyak kegiatan yang pelaksanaannya tidak mengenai sasaran. Sebagai contoh telah melakukan Water Boombing, bahkan sampai mendatangkan pesawat dari Rusia, Australia dan Singapura, namun hasilnya tidak efektif. Belum lagi menyiapkan pesawat Hercules dan garam (NaCl) untuk membuat hujan buatan, namun tidak bisa karena tidak ada awan,” bebernya.

Oleh karena itu, lanjutnya, yang paling berkompeten terhadap pembakaran hutan dan lahan ini adalah masyarakat itu sendiri, sehingga perlu adanya upaya untuk pencegahan penanggulangan kebakaran hutan berbasis masyarakat.

Menurutnya, Kapolda akan memberikan sanksi kepada Kapolres berupa pencopotan jabatan jika peristiwa kebakaran lahan masih terulang kembali di tahun 2016. “Untuk lebih memantapkan kegiatan pencegahan kebakaran lahan, maka diperlukan kerjasama yang berkesinambungan antar 5 elemen unsur masyarakat, yaitu ulama, pemimpin, pengusaha, ibu/istri dan TNI/Polri,” pungkasnya. (Romi Maradona)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *