Pemprov Sumsel

Wali Murid Hajar Kepsek Hingga Babak Belur

185

Wali Murid Hajar Kepsek Hingga Babak BelurLensaberitasumsel.com, MUARADUA – Lantaran tidak menerima anaknya dihukum oleh Kepala Sekolah saat jam pelajaran. Orang tua murid datangi sekolah dan menghajar Kepala Sekolah (Kepsek) hingga babak belur.

Informasi yang berhasil dihimpun dilapangan, kejadian ini tejadi pada hari sabtu (23/5), di SMA Negeri II Kecamatan Muaradua Kisam, Kabupaten OKU Selatan. Sekitar pukul 17.00 WIB, Enam orang warga desa Alun Dua yang tak lain adalah wali murid siswa mendatangi kepala sekolah SMA tersebut dan memukulinya hingga babak belur.

Harris Wiharsha,Spd selaku Kepala Sekolah SMAN II Muaradua Kisam, menceritakan kejadian kronologi tersebut, kamis (28/5). Kejadian itu bermula dari 4 orang siswa kelas X dan kelas XI yang tidak masuk saat jam mata pelajaran matematika sedang berlangsung, guru yang mengajar pada jam tersebut melaporkan bahwa keempat siswa itu berada diluar kelas.

“Setelah pergantian jam pelajaran, guru mata bidang pelajaran matematika berikan informasi kepada saya bahwa kedua siswa berinisal DP, HW, DE, dan WE berada diluar kelas. Lalu saya bergegas untuk mencari mereka, dan akhirnya saya temukan mereka berada dibelakang halaman sekolah. Kemungkinan pada saat itu mereka sedang merokok,” jelasnya.

Dikatakan Kepala Sekolah, untuk memberikan efek jera terhadap keempat siswa tersebut diberikan hukuman dengan cara melepas baju mereka dan di jemur di halaman sekolah.

“Mereka saya jemur Cuma 15 menit, setelah itu bagian kaki mereka saya pukul (tidak keras) kemudian siswa tersebut saya suruh masuk ke kelas masing – masing,” katanya.

Sepulang sekolah, beberapa siswa yang terkena hukuman mengadu kepada orang tua mereka,

jika dirinya telah dihukum. Dihari yang sama sekitar pukul 17.00 wib, saat melakukan gotong royong kebersihan lingkungan sekolah tiba-tiba ada enam orang warga yang membawa pisau mengejar dirinya, untuk menyelamatkan diri (dia,red) berlari menjauh dari warga tersebut.

“Ada 6 orang warga yang membawa pisau mengejar saya, demi keselamatan diri saya berlari menjauh. Namun, ada dua orang lagi yang sudah menunggu dibelakang untuk mengepung dan disana saya ditarik ke dekat tiang bendera lalu dipukuli membabi buta dihadapan istri saya sampai nyaris pingsan,” ujarnya.

Harris menambahkan, sebenarnya orang tua dari keempat siswa tersebut hanya satu yang tidak terima dengan hukuman yang diberikan kepada anaknya.

Kepala Bidang (Kabid) Dikmen SMA/SMP, Dinas pendidikan Kabupaten OKU Selatan, Eduarken, menyayangkan akan kejadian yang terjadi di SMAN II Muaradua Kisam tersbut. Menurut dia, kejadian tersebut semestinya tidak perlu terjadi apalagi kalau sampai pengeroyokan seperti itu oleh orang tua siswa.

“Kita sangat menyayangkan akan kejadian tersebut, dan menjadi pelajaran bagi seluruh jajaran dunia pendidikan khususnya di kabupaten OKU Selatan kedepannya,” imbuhnya.

Eduarken mengatakn, orang tua wali murid yang melakukan hal tersebut hanya sebagian oknum. Bahkan kata dia, hanya satu orang dari keempat wali murid yang tidak mau menerima anaknya dihukum.

“Wali Murid siswa yang tiga itu sudah berdamai, namun wali murid satunya yang tidak terima, sehingga mengajak sahabat keluarganya untuk mengeroyok Kepala Sekolah tersebut,” katanya.

Di tempat lain, Kapolres OKU Selatan AKBP Herwansyah saidi Sik, melalui Kapolsek Muaradua Kisam, Ipda Sutimin, membenarkan akan adanya kejadian tersebut. Dimana, wali murid mengeroyok kepala sekolah SMAN II Muaradua Kisam.

“Saat ini masih ada tahap penyelidikan lebih lanjut terhadap peristiwa tersebut dan akan memanggil sejumlah saksi-saksi untuk melengkapkan data,” tutupnya. (LBS/OKE/Zip/Os)

Exit mobile version