AIR ANYER | RSUD Dr (HC) Ir Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini tengah merawat seorang pasien pengawasan diduga suspect (terduga) virus Corona.
Pasien tersebut berasal dari Kabupaten Bangka Kota Sungailiat, berjenis kelamin laki-laki, usia 70 tahun yang sempat bepergian ke Singapura.
Demikian disampaikan Direktur RSUD Ir Soekarno, dr Armayani Rusli didampingi dr Lia Spp, dr Bangun Cahyo U dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Muhammad Henri dari Dinas Kesehatan saat menggelar jumpa pers di kantornya, Senin (17/2/2029).
“Iya benar semalam, Minggu (16/2/2020) kami menerima pasien rujukan dari rumah sakit di Sungailiat dengan gejala pneumonia (demam tinggi), sesak/kesulitan nafas, batuk dan tidak enak badan,” ujar dr Armayani.
Diceritakan dr Armayani, sebelumnya pasien sempat bepergian ke Singapura untuk berobat bersama keluarganya.
” Sepulang dari Singapura, pasien mendarat di bandara Cengkareng dan sempat mampir ke Bogor untuk merayakan Cap Go Me disana. Sampai di rumahnya di Sungailiat, pasien mengalami gejala panas tinggi dan sempat dirawat RS Medika Stania Sungailiat sebelum dirujuk ke RSUD Ir Soekarno,” jelasnya.
Adapun perawatan yang ditangani, lanjut dr Armayani, pihaknya sudah melakukan isolasi di ruang khusus.
” Sejak semalam sudah kami tangani secara intensif di ruang khusus. Ruang isolasi khusus tidak ada satupun baik keluarga yang boleh menjenguk kecuali tim medis yang menanganinya. Saya harap teman-teman media memberitakan yang benar karena ini belum positif dan juga suspect. Kami masih menunggu hasil swapnya dari beberapa hari kedepannya,” ungkapnya.
Sementara itu, dr Lia Spp yang menangani pasien diduga suspect Corona mengatakan kondisi terkini pasien cukup stabil dan sedang menunggu hasil swap.
“Memang kita dapat pasien salah satu rumah sakit rujukan di Sungailiat yang mengalami sesak nafas, ada batuk dan demam. Sebelumya pasien ada perjalanan ke Singapura untuk berobat gagal ginjal dan diabetes,” jelasnya.
Dikatakan Dr Lia, saat ini pasien dalam pengawasan khusus di ruang isolasi sambil menunggu perkembangannya.
“Pasien di isolasi di ruang khusus, sementara keluarganya juga dalam pengawasan. Intinya kami masih menunggu hasil swap tenggorokannya,” kata dr Lia.
Muhammad Henri, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Dinkes Provinsi Babel mengatakan pihaknya sedang melakukan pengawasan ke semua pihak.
” Sudah kami lakukan pemantauan semua perawat maupun dokter yang kontak dengan pasien langsung sewaktu pasien dirawat di RS Stania. Kemudian sudah koordinasi dengan Dinkes Bangka dan sudah bentuk tim,” jelasnya.
Terpisah, Kadinkes Bangka, dr Then mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pengawasan terhadap tim medis yang kontak dengan pasien. ” Kami sudah melakukan pengawasan terhadap alur tim medis yang melakukan kontak dengan pasien dan sudah membentuk tim,” jelasnya.(Don)