Ekonomi & Bisnis

Pertumbuhan Kredit Perbankan Cuma 7,74 Persen

102
Pertumbuhan-Kredit-PerbankaN
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia, kredit perbankan melorot 7,74 persen per April 2016 dari Rp3.745 triliun pada April tahun lalu menjadi Rp4.035 triliun. (REUTERS/Garry Lotulung).

JAKARTA I Pelan tapi pasti, kredit perbankan Tanah Air terus merosot. Setelah sempat membukukan pertumbuhan 8,48 persen pada kuartal I 2016, kini kredit perbankan kembali lesu dengan pertumbuhan 7,74 persen. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia, kredit perbankan melorot 7,74 persen hingga April 2016. Yakni, dari Rp3.745 triliun pada April tahun lalu menjadi Rp4.035 triliun.

Kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4 tercatat tumbuh paling gesit, yaitu sebanyak 13,65 persen dari Rp1.552 triliun menjadi sebesar Rp1.764 triliun secara tahunan. Diikuti oleh kelompok bank BUKU 3 yang naik 5,79 persen menjadi Rp1.497 triliun dan bank BUKU 2 meningkat 4,41 persen menjadi Rp534,87 triliun.

Sementara, kelompok bank bermodal inti kurang dari Rp1 triliun atawa BUKU 1 menorehkan tinta merah dengan penurunan penyaluran kredit hingga negatif 25,4 persen. Pada April 2016, kredit bank BUKU 1 hanya Rp85,31 triliun. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu sempat menyentuh Rp114,41 triliun.

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi mendorong pertumbuhan kredit secara keseluruhan dengan peningkatan 12,21 persen pada April 2016. Yaitu, dari Rp923,24 triliun per April 2015 menjadi sebesar Rp1.036 triliun.

Sedangkan, kredit konsumsi dan kredit modal kerja tercatat meningkat masing-masing 8,61 persen dan 5,30 persen atau menjadi sebesar Rp1.122 triliun dan Rp1.1.847 triliun. Kredit konsumsi dan kredit modal kerja tercatat membaik setelah hanya bertumbuh 5,4 persen dan 6,3 persen pada kuartal I 2016.

Sebelumnya, Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK mengatakan, otoritas keuangan masih melihat perkembangan lebih lanjut terkait pertumbuhan kredit perbankan. “Sementara, belum akan merevisi pertumbuhan kredit,” ujarnya.

Namun, baru-baru ini, Budi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK menuturkan, perlambatan penyaluran kredit perbankan secara tahunan membuat wasit industri keuangan merevisi turun target kredit perbankan hingga akhir tahun nanti.

Revisi target, lanjut dia, dilakukan karena melihat masih rendahnya realisasi pertumbuhan kredit perbankan hingga April 2016. Sejatinya, OJK meramalkan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini berkisar 12-14 persen. “Revisi proyeksi nanti kami lakukan akhir Juni,” terang Budi.

Melihat kondisi terkini, Budi juga menyebutkan, OJK akan memberikan kesempatan kepada bank-bank untuk melakukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) mereka. “Juli nanti kami berikan kesempatan bank melakukan revisi,” imbuh dia. (CNN)

Exit mobile version