PALEMBANG – Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) segera melangsungkan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama PT Agro Industri Nasional (Agrinas), terkait kerjasama dalam bidang penjualan karbon dan ketahanan pangan.
Provinsi Sumsel dianggap sebagai provinsi yang sangat layak, dikarenakan konservasinya. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Konservasi PT Agro Industri Nasional (Agrinas) Glory Harimas Sihombing, saat audiensi langsung bersama Gubernur Provinsi Sumsel H Herman Deru di Ruang Tamu Gubernur Sumsel, Senin (6/7/2020) Siang.
Gubernur Provinsi Sumsel H. Herman Deru dengan tegas menyetujui MoU yang akan segera berlangsung, menurutnya Agrinas memilih Provinsi Sumsel sangat tepat, karena Provinsi ini memang sejak 2007 lalu telah ditetapkan sebagai lumbung pangan.
“Menjadi angin segar bagi kita (Provinsi Sumsel) paling tidak kita bisa menjadikan ini sebagai program baru, apakah itu kita konsen intensifikasi atau ekstensifikasi. program ini sangat bagus di Sumatera karena Sumsel yang paling tepat kita punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh provinsi lain,” ungkapnya
Terlebih mengenai penjualan karbon, Menurutnya di Bagian Sumatera Provinsi Sumsel masih memiliki hutan yang masih terjaga. “Selama ini tujuannya untuk kepentingan bersama, potensi alamnya ada kemauannya ada belum tentu di daerah lain itu sama seperti ini,” terangnya
Lebih jauh Herman Deru mengatakan, kerjasama ini nantinya akan menghasilkan suatu terobosan baru yang sangat menguntungkan masyarakat dan pemerintah. “Kita akan mengembangkan dan mengintensifkan perbaikan- perbaikan mutu dan produksinya. Saya tidak akan merubah orientasi kita terhadap pangan, kita sumsel ini lumbung pangan,” jelasnya.
Sementara Direktur Konservasi PT Agro Industri Nasional (Agrinas), Glory Harimas Sihombing menambahkan, PT Agrinas merupakan perusahaan milik Yayasan Kesejahteraan pendidikan dan perumahan di bawah Kementerian Pertahanan RI yang bergerak dibidang ketahanan pangan, bioenergi, dan konservasi serta membangun jejaring perdagangan lintas negara untuk menjangkau seluruh kawasan Asia Pasific.
Ia mengatakan, manfaat sosial dari proyek konservasi dan restorasi berbasis karbon adalah berkurangnya potensi bencana lanjutan setelah kebakaran hutan seperti kekeringan dimusim kemarau dan banjir saat musim hujan. “Kontribusi untuk meningkatkan kelestarian ekosistem hutan alam tropis, gambut, hutan bakau dan ekosistem lainnya,” ungkapnya. (ad)