Ekonomi & Bisnis

PAPC Ajak Pedagang Bersatu Tolak Modernisasi Pasar Cinde

117
pasar-cinde

PALEMBANG I Pusat Advokasi Pedagang Cinde (PAPC), menggelar orasi terbuka ditengah tengah para pedagang pasar Cinde Minggu Pagi. Mereka mengajak para pedagang agar bersatu meminta hak yang layak setelah akan dilakukannya penggusuran oleh Pemrov Sumsel dengan sistem BOT (Build Operate Transfer)‎. Bahkan ancamanpun keluar jika pihak pemerintah tidak juga merespon keinginan para Pedagang,maka pihak pedagang itu sendiri akan menolak dengan sekuat tenaga apa pun yang terjadi untuk tidak di bongkar‎.

Koordinator orasi Dedek Chaniago mengatakan, setelah diresmikannya pasar cinde dilakukan BOT, hendaknya pihak pemerintah dapat memikirkan nasib para pedagang yang telah ada selama tahunan ini. Baik dari segi lokasi pemindahan hingga harga sewa kios, keamanan dan kelayakan kebersihan lokasinya.” Harus memindahkan para pedagang ditempat yang layak dan strategis. Jangan justru nanti malah membuat para pedagang kesulitan dalam memperjual belikan barangnya,” ucap dia.(22/05).

Dirinya juga mengingatkan, jangan sampai setelah lokasi pemindahan pedagang sudah ada, terjadi pendataan yang tak tepat, semisalnya pedagang lama tidak mendapatkan tempat, atau masuknya para pedagang baru dilokasi baru tersebut.” Pihak terkait harus teliti dan jelih, utamakan para pedagang yang lama, data secara detil jumlah pedagang yang ada dan jangan membebankan para pedagang dengan sewa yang mahal,” tegas Dedek.

Hadir juga dalam orasi tersebut pengacara muda Andri Meilansyah atau lebih akrab disapa Andre Macan, yang mengaku telah lama mengikuti proses pengalihan para pedagang di pasar Cinde tersebut.” Sudah seharusnya pihak terkait memberikan lokasi yang sama layaknya dengan pasar Cinde saat ini. Kondisi yang bersih, aman dan terjangkau dalam segi sewa,” ungkapnya.

” Jangan sampai nanti ketika di pindahkan justru pedagang pedagang ini tak mendapatkan hak mereka itu. Berjualan itu merupakan sumber rezeki mereka, jadi harus benar benar dipikirkan jangan asal gusur saja,” tukas Andre. (Sonny Kushardian)

Exit mobile version