Ekonomi & Bisnis

Morgan Stanley Pangkas Proyeksi Ekonomi 2021 ke 4,5 Persen

152
Ia1wKHVGQ0

JAKARTA – Morgan Stanley memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 6,3 persen menjadi 4,5 persen pada 2021. Lembaga keuangan asal Amerika Serikat (AS) ini juga merevisi proyeksi ekonomi Indonesia tahun depan dari 5,5 persen menjadi 5,4 persen.

Dalam laporannya, Morgan Stanley mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia akan didorong peningkatan permintaan eksternal dan domestik.

Dari sisi eksternal, prospek makro global yang membaik dan harga komoditas yang lebih tinggi memberikan dorongan bagi kinerja ekspor yang telah pulih di atas level sebelum pandemi.

Sementara terkait permintaan domestik, dorongan akan muncul jika situasi covid-19 bisa dikendalikan dengan kebijakan pembatasan yang lebih terlokalisasi serta sektor swasta yang beradaptasi dengan keadaan normal baru.

“Ini berarti bahwa dampak ekonomi dari gelombang berikutnya cenderung tidak separah sebelumnya,” jelas Deyi Tan, Asia Economist Morgan Stanley, Selasa (18/5).

Saat ini, sejumlah indikator permintaan domestik seperti konsumsi semen, sepeda motor dan mobil penumpang juga terus menunjukkan perbaikan.

“Seiring dengan meluasnya pemulihan konsumsi domestik, kami pikir hal ini akan membantu meningkatkan pemanfaatan kapasitas, dengan pemulihan belanja modal kemungkinan besar akan mengikuti, terutama karena pembuat kebijakan kembali fokus pada belanja infrastruktur publik,” imbuhnya.

Berdasarkan laporan Morgan Stanley, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini juga tak lepas dari capaian laju ekonomi per kuartalnya.

Setelah kontraksi 0,7 persen pada kuartal I, perekonomian Indonesia diprediksi akan tumbuh ke kisaran 6,5 persen pada kuartal II ini. Namun, lembaga tersebut meramalkan, pada kuartal III dan IV pertumbuhan ekonomi akan melambat menjadi 6,3 persen dan 6,2 persen.

Tak hanya ekonomi Indonesia, Morgan Stanley juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Asean dari awalnya tumbuh 7,4 persen menjadi 5,4 persen tahun ini.

Sedangkan untuk ekonomi global, laju diperkirakan akan berada di kisaran 5,5 persen sampai 7,5 persen dengan titik tengah di level 6,5 persen. (CNN Indonesia)

Exit mobile version