TEBINGTINGGI I Para pelaku kejahatan mulai pintar dalam melakukan aksinya. Saat ini mulai beredar di beberapa media sosial (medsos) modus terbaru para pencuri yang sangat hits saat ini adalah modus menyamar menjadi petugas sensus ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam aksinya, mereka meminta korbannya mengisi formulir atau tanya jawab. Dan pada saat itu korbannya dibuat tak sadarkan diri, lalu setelah 1-2 menit, barang-barang berharga milik korban dikuras habis. Bahkan parahnya lagi, jika ada anak kecil, pelaku kejahatan ini tidak segan-segan membawanya kabur juga.
Memang, sampai saat ini di Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati ini belum ditemukan pelaku kejahatan seperti demikian. Namun, tentunya hal itu harus menjadi sorotan terutama petugas keamanan untuk menjaga hal serupa tidak terjadi di Empat Lawang.
Kapolres Empat Lawang, AKBP Rantau Isnur Eka melalui Kasat Reskrim, AKP Nanang Supriyatna mengimbau masyarakat untuk waspada. “Memang, saat ini belum terjadi di Empat Lawang dan mudah-mudahan tidak ada. Tapi kita tidak tahu nantinya, yang penting wasapada, kami tetap akan akan awasi terus, tapi jadi polisi untuk diri sendiri itu lebih baik,” ujarnya Senin (9/5/2016).
Sementara itu, Kepala BPS Empat Lawang, Eka Yuliani mengakui, bahwa informasi tentang modus berkedok petugas sensus tersebut sudah sampai ke kuping mereka. “Makanya pas pertemuan petugas sensus kami dengan petugas koordinator di kecamatan hari ini (kemarin) di kecamatan Tebing Tinggi, saya tekankan agar petugas kami selalu memakai atribut lengkap dalam bekerja,” ujar Eka.
Memang, masih ada beberapa oknum petugas yang lalai tidak memakai atribut lengkap seperti wanita yang berjilbab tidak memakai topi. Tapi mereka tetap memakai atribut lainnya seperti rompi, tanda pengenal dan surat tugas. “Kalau masyarakat ragu dengan petugas sensus itu, tanyakan saja surat tugasnya. Surat tugas itu ditanda tangani saya langsung,” kata dia.
Dan juga, Eka menegaskan, petugas sensus yang direkrut pihaknya merupakan warga setempat dimana tempat mereka ditugaskan. Sedikit banyak otomatis warga sudah mengenalnya. “Memang masih ada kendala, kadang mereka takut nanti ada hubungan dengan pajak atau yang lainnya. Tapi kami tidak memaksa, kami lakukan dengan pendekatan lainnya atau melalui kades dan lainnya. Kalau memang ada yang mencurigakan, atau lain sebagainya seperti yang saya jelaskan, boleh untuk menolak. Wasapada itu penting,” tutupnya. (Ridi)