Lahat – Cuaca terik, sudah satu bulan terakhir melanda Kabupaten Lahat. Menandakan musim kemarau sudah melanda Bumi Setungguan. Banyaknya hutan di 24 kecamatan di Kabupaten Lahat, buat Lahat jadi salah satu wilayah yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Karena itu, Pj Bupati Lahat, Imam Pasli meminta, Camat selaku pemimpin wilayah bisa aktif untuk berikan warning kepada masyarakat, akan larangan dan bahaya terjadinya Karhutla. Selain itu, segeralah lakukan pemetaan titik-titik yang rawan terjadinya karhutla.
“Kita mohon kepada Camat, Kapolsek dan Danramil segera lakukan pemetaan titik rawan terjadinya kebakaran, sekaligus berikan pemahaman ke masyarakat terkait larangan dan dampak dari terjadinya Karhutla,” ujar Imam Pasli, saat membuka Apel Siaga Bencana Karhutla di halaman Pemkab Lahat, Selasa (30/7/2024).
Imam Pasli menyebut, pembukaan lahan dengan cara dibakar, nampaknya sudah jadi kebiasaan masyarakat. Terbukti, dari laporan yang ia terima, sejumlah kasus kebakaran lahan karena sengaja dibakar untuk membuka lahan. Karena itu, Imam Pasli berharap, Camat bisa meminimalisir terjadinya karhutla di wilayah masing-masing.
“Pola ini sudah berulang-ulang. Tahun 2023 kita boleh kebobolan, tapi jangan sampai berulang. Jika tahun 2023 lalu Kikim Barat terjadi karhutla, tahun 2024 ini kembali terjadi, berarti camatnya tidur saja tidak mampu memitigasi bencana,” tegasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lahat mencatat, tahun 2023 lalu, dari 182 fire spot, hanya 85 titik yang dapat tertangani dengan tuntas. Artinya tidak sampai 50% kebakaran hutan yang dapat teratasi, dikarenakan sejumlah penyebab. Mulai dari unsur daerah dan unsur lokasi.
“Camat, kades, lurah, turun ke lapangan, sampaikan sosialisasi tentang penanggulangan ataupun cara meminimalisir resiko terjadinya karhutla di wilayahnya masing-masing. Buat langkah-langkah strategis untuk mencegah terjadinya kebakaran,” sampai Imam Pasli.sfr