Beritamusi.co.id | Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito membedah perkembangan penanganan sejak minggu pertama November hingga hari ini, atau selama 8 Minggu terakhir. Dalam hal ini, kata Wiku terlihat peningkatan kasus positif COVID-19 yang cukup tajam dari 23.089 kasus menjadi 48.435 kasus atau naik hingga 100 persen.
Kenaikan ini, jelas Wiku, bukan hanya memakan nyawa, tapi juga memberikan beban yang sangat berat bagi tenaga maupun fasilitas kesehatan di tanah air. “Kenaikan kasus tidak hanya memakan nyawa, namun juga memberikan beban yang sangat berat kepada tenaga serta fasilitas kesehatan di Indonesia,” kata Wiku saat menyampaikan keterangan pers perkembangan penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (29/12).
Tak hanya dalam 8 Minggu, dia juga menyoroti perkembangan kasus mingguan pekan ini. Di mana, angka kasus positif mingguan masih terjadi kenaikan sebesar 2,8% dibandingkan minggu sebelumnya. Minggu ini, terdapat 5 provinsi dengan kenaikan tertinggi yakni DKI Jakarta naik 2.204 (10.611 -> 12.815), Jawa Tengah naik 1.248 (5.014 -> 6.262), Sulawesi Selatan naik 797 (2.565 -> 3.362), DI Yogyakarta naik 263 (1.350 -> 1.613) dan Kalimantan Tengah naik 145 (677 -> 822).
Beberapa provinsi seperti DKI Jakarta perlu mendapat perhatian. Karena selama 2 Minggu berturut-turut mengalami kenaikan kasus positif lebih dari 2000 kasus. Lalu provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Kalimantan Tengah pada minggu lalu tidak masuk lima besar. “Saya meminta masyarakat bersama pemerintah untuk bekerjasama menjalankan protokol kesehatan yang dengan disiplin,” himbau Wiku.
Perkembangan kesembuhan pekan ini secara nasional, jumlah kesembuhan naik 14,5%.
Ada 5 provinsi diapresiasi karena menyumbang angka kenaikan kesembuhan tertinggi. Diantaranya Sulawesi Selatan naik 3.199 (804 -> 4.003), DKI Jakarta naik 2.328 (9.349 -> 11.667), Papua naik 805 (55 -> 860), Sumatera Selatan 197 (225 -> 422) dan Jawa Tengah naik 170 (3.478 – > 3.918).
Untuk provinsi dengan persentase kesembuhan tertinggi berada di Riau 91,47%, Papua Barat 90,31%, DKI Jakarta 90,12%, Gorontalo 90,09%, dan Kalimantan Selatan 89,66%. “Saya meminta pimpinan daerah tidak lengah. Tetap optimalkan upaya pengendalian Covid-19 melalui testing dan tracing, sehingga mereka dan kontak terdekatnya yang positif Covid-19 bisa dideteksi lebih dini dan peluang kesembuhan meningkat,” pintanya.
Para pimpinan daerah juga diminta untuk fokus menekan penularan. Karena jika melihat jumlah kasus aktif, maka penularan masih terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sehingga dapat mendongkrak kesembuhan hingga 100%. “Apabila kita berhasil, maka kita bisa menyelamatkan sesama kita,” pesan Wiku.
Selanjutnya, perkembangan kasus kematian mingguan, terdapat tren peningkatan sebesar 20%. Ada 5 provinsi kenaikan kematian tertinggi dimulai dari Jawa Tengah naik 167 (207 -> 374), Jawa Timur naik 42 (331 -> 373), DI Yogyakarta naik 23 (22 -> 45), Jawa Barat naik 22 (40 -> 62) dan Banten naik 8 (6 -> 14). Sementara daerah dengan persentase kematian tertinggi berada di Jawa Timur 6,91%, Sumatera Selatan 5,19%, Nusa Tenggara Barat 4,75%, Lampung 4,27% dan Jawa Tengah 4,14%.
Masih tingginya kematian pasien, disebabkan penanganan fasilitas kesehatan yang belum memenuhi standar. Akibatnya pasien tidak bisa ditangani dengan cepat dan efektif.
“Lakukan penanganan yang maksimal, untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Ingat, satu nyawa yang hilang sangatlah berharga,” Wiku menekankan. (FN)
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitangandengansabun