Ekonomi & Bisnis

Jelang Pergantian Tahun Okupansi Hotel di Bali Belum Optimal

120
WISATAWAN
Wisatawan mancanegara (wisman) beraktivitas di kawasan Pantai Seminyak, Kabupaten Badung, Bali. (Antara Foto/Fikri Yusuf)

BALI I Jumlah kunjungan wisatawan ke Bali melonjak signifikan selama libur Natal dan Tahun Baru 2016. Namun, tingkat keterisian kamar hotel di Pulau Dewata tidak terlalu banyak meningkat akibat semakin menjamurnya hotel dan vila di kawasan wisata tersebut.

Ketut Ardana, Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia (ASITA) Bali  menuturkan seperti biasanya saat libur Natal dan Tahun terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Industri pariwisata di Bali biasanya mulai menggeliat sejak 20 Desember hingga 7 Januari tahun berikutnya.

“Biasanya naik sekitar 5-10 persen dibandingkan dengan hari normal,” ujar Ardana kepada CNN Indonesia, Jumat (25/12/2015).

Berdasarkan pantauan Ketut Ardana, Bali bagian selatan, terutama Kuta dan Legian saat ini tampak sibuk dan ramai oleh aktivitas wisatawan domestik dan asing. Sementara di Bali bagian utara seperti di Ubud, keramaian lumayan meningkat meski tak sepadat Bali Selatan.

Namun, lanjut Ardana, yang membedakan libur Natal dan Tahun Baru tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya adalah tingkat keterisian kamar atau okupansi hotel. Apabila sebelum tahun 2014 biasanya turis asing dan domestik sulit untuk memesan kamar hotel di akhir tahun, maka saat ini relatif mudah karena banyak hotel yang tingkat keterisian kamarnya belum maksimal.

“Dulu susah sekali cari kamar di akhir tahun. Kalau sekarang mudah. Rata-rata tingkat hunian kamar hotel saat ini belum mencapai 60 persen,” tuturnya.

Dari total 95 ribu kamar hotel di Bali, ASITA mencatat rata-rata tingkat keterisian kamar hotel saat ini baru sekitar 51 persen. Sekalipun terjadi lonjakan pada akhir tahun, diprediksi maksimal hanya 60 persen.

“Mulai 2 Desember hingga 7 Januari biasanya memang lumayan tingkat hunian kamarnya, terutama untuk hotel-hotel yang persis berada di pesisir pantai atau tempat keramaian seperti di Kuta. Tapi belakangan ini hotel-hotel bintang tiga ke bawah itu tingkat huniannya masih sekitar 30 persen,” katanya.

Meski demikian, kata Ardana, meningkatnya aktivitas wisatawan berpengaruh positif terhadap bisnis perjalanan wisata yang sempat lesu di tengah berkembangnya aplikasi travel online. Saat ini terdapat sekitar 390 biro perjalanan wisata di Bali, dengan total guide mencapai kisaran 7 ribu orang.

Prediksi Pasar

Tahun lalu, ASITA mencatat jumlah kunjungan wisatawan asing ke Pulau Dewata mencapai 3,7 juta turis. Sementara tahun ini ditargetkan sebanyak 4,2 juta turis asing melancong ke Bali. “Tapi prediksi kami sampai kahir tahun hanya 4 juta. Itu prediksi optimis ya,” katanya.

Dia menambahkan, ada beberapa faktor yang menghambat kedatangan turis asing ke Bali selain disebabkan oleh perlambatan ekonomi. Antara lain faktor erupsi sejumlah gunung yang mengganggu penerbangan, serta gangguan keamanan di Perancis pasca serangan teroris.

“Tahun depan kami perkirakan masih akan sama dengan tahun ini. Paling hanya tumbuh sekitar 10 persen. Kecuali ada terobosan fantastis untuk mendatangkan turis asing, misalnya dengan membuka direct flight dari India, China dan Vietnam,” tuturnya. (cnn)

Exit mobile version