Lahat I Drs A Cholil Mansyur, MM dilantik Direktur PDAM Tirta Lematang Lahat. Dilantik langsung oleh Bupati Lahat, Marwan Mansyur, SH MM yang juga adik kandungnya, banyak ‘Pekerjaan Rumah’ yang hatus diselsaikan mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat, ini. Mulai peningkatan pipanisasi, kebocoran, kualitas air bersih hingga kualutas SDM yang ada ditubuh PDAM.
Usai melantik, Bupati Lahat, Marwan Mansyur meminta agar Cholil mampu memberikan perubahan dalam waktu satu bulan dalam hal peningkatan dan perbaikan ditubuh PDAM Lahat. Ditegaskan Marwan, sebagai perusahaan daerah yang melayani masyarakat perlu percepatan dan optimalisasi sehingga PDAM mampu membuhi harapan masyarakat. “Kita berikan target satu bulan sudah hatus ada perubahan di PDAM. Cholil hatus mampu memberikan gerget kemajuan. Secara formal PDAM sejak berdiri 24 tahun lalu sudah melayani namun, belum maksimal, “tegasnya, di oproom Pemkab Lahat, Kamis (25/10)
Marwan sendiri mengaku rumit perjuangan yang hatus dilakukan. Mulai tidak adanya modal anggaran, SDM yang belum mumpuni hingga tinkat kebocoran. Namun, jika kerja keras dan berusaha hal tersebut bisa diatasi. Sebagai Dirut, selain koordinasi Cholil harus mampu mencari peluang pendanaan. Cholill sendiri menggantikan Dirut sebelumnya Hermidi, SH yang kini ditugaskan menjabat Dirut Hotel Bukit Serelo Lahat.
“Insaallah dalam satu bulan ini kami mampu memberikan perubahan di PDAM Lahat. Namun sebagai langkah awal akan melakukan koordinasi dengan SDM yang ada di PDAM Lahat. Kemudian evaluasi. Selanjutnya apa yang menjadi keluhan masyarakat akan menjadi prioritas kita, “ujar Cholil Mansyur.
Sebelumnya, Dirut PDAM Lahat, Hermidi mengungkapkan berbagai persoalan yang ada di PDAM. Menurutnya, PDAM Lahat, menyuplai air kepada pelanggan 6552 leter kubik perhari. Namun, dari angka tersebut 3272 meter kubik Terbuang sia sia. Kendati demikian, kebocoran tersebut tidak mempengaruhi suplai air ke warga yang idelanya menurut standar nasional maksimal 800 liter perpelanggan setiap harinya. “Kenapa kita katakan tidak pengaruh karena dari 6552 leter tersebut seyogyanya untuk melayani 8.190 pelanggan. Sementara PDAM Lahat, hanya memiliki 4.100. Kota produksi sebanyak itu untuk menutupi kebocoran tersebut sehingga tidak berimbas kepelanggan. Hanya saja ongkos produksi yang harus dibayar PDAM lebih mahal, “ungkap Hermidi,
Dikatakan Hermidi, banyaknya pipa bocor dan harus ‘diremajakan’ merupakan beban sendiri bagi PDAM untuk memaksimalkan pelayanan. Terlebih, PDAM sendiri tidak punya uang jika harus melakukan pembenahan termasuk membenahi saringan pipa induk tiga di Desa Karang Anyar yang ngkanya hingga miliaran. Kendati demikian, sejak menjabat 2017 yang lalu banyak pembenahan yang telah ia lakukan baik dari hasil produksi yanv meningkat dari 4619 kubik perhari menjadi 6879 perhari. Sementara, tingkat kebocoran yang dahulunya capai 53 persen kini 35 persen. Begitu juga dengan kualitas air. (Sfr)