SURABAYA I Geliat mengembangkan energi terbarukan makin menggeliat. Merespons kebutuhan itu, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) resmi membuka program studi (Prodi) Teknik dan Manajemen Energi Laut di penghujung tahun ini. “Prodi pascasarjana di bawah Jurusan Teknik Kelautan ini merupakan yang pertama di Indonesia,” kata salah satu koordinator prodi, Prof Ir Mukhtasor MEng PhD, Selasa, 8 Desember 2015.
Keberadaan prodi itu, kata Mukhtasor, adalah untuk mendukung pembangunan bidang energi terbarukan yang bersumber dari laut. Menurut Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) itu, sekarang merupakan momentum yang tepat karena energi laut di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang signifikan. “Ini unik karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi energi laut yang besar dan kompetensi ITS di bidang kelautan,” ujarnya.
Teknik dan Manajemen Energi Laut berfokus pada penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang energi laut. “Menekankan pada aspek rekayasa dan manajemen pembangkit listrik terbarukan dari laut,” ujar founder dari Indonesian Counterpart for Energy and Environmental Solution (ICEES) itu.
Selain itu, ada tantangan untuk survei dan perhitungan sumber energi dari fenomena gelombang laut, arus laut, pasang surut, dan sebagainya. Semua itu, kata Mukhtasor, membutuhkan dukungan lintas disiplin, khususnya Teknik Kelautan.
Mukhtasor mengungkapkan, mahasiswa prodi baru ini akan diajarkan beberapa mata kuliah di antaranya sistem konversi energi laut, kajian potensi energi laut, ekonomi teknik dan bisnis energi, serta manajemen operasi. Mata kuliah itu dipelajari di samping mata kuliah dasar yang disampaikan di Teknik Kelautan.
Guru besar Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS itu menegaskan bahwa persoalan energi laut terletak pada rekayasa pembangunan struktur di laut. Baik pada bangunan terpancang maupun terapung, termasuk soal perencanaan, konstruksi, dan perawatan di lingkungan laut.
Mukhtasor menambahkan, prodi ini tergolong multidisiplin, meliputi Teknik Kelautan, Teknik Perkapalan, Teknik Sistem Perkapalan, Teknik Fisika, dan Teknik Elektro. Turut pula mengundang pengajar dari Politeknik hingga Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Pembentukan prodi ini didahului dengan kerjasama antara ITS dan Robert Gordon University (RGU), Skotlandia. Kerjasama yang dijalin meliputi penelitian yang didanai oleh Newton Fund, hingga berkembang ke penyusunan kurikulum Teknik dan Manajemen Energi Laut ITS bersama RGU. “Kurikulum kita sudah kompatibel dengan kurikulum sejenis di RGU,” tuturnya.
Dari kerjasama tersebut, mahasiswa dengan Program Master Doktoral Sarjana Unggulan (PMDSU) dapat memperoleh gelar doktor dengan dukungan beasiswa penuh, dana penelitian, seminar internasional, termasuk mengambil mata kuliah di RGU. (tempo.co)