Bangka Belitung

Ini Respon Petani atas Gagasan Pengembangan Tasela

150
IMG-20201021-WA0037

SUNGAI SELAN – Konsep intensivikasi dari Koperasi Lada Babel yang digagas oleh H. Sukri tentu menjadi harapan baru bagi masyarakat khususnya petani Lada Babel. Optimalisasi lahan kosong di antara jarak tanaman Lada yang disebut sebagai Tanaman Sela Lada (Tasela) ini digadang-gadang mampu menjawab keluhan sebagian besar petani lada. Pasalnya jarak masa panen Lada yang tergolong memakan waktu tahunan butuh dicari solusi agar dalam masa menunggu panen Lada, petani tetap bisa survive menafkahi keluarganya.

Beberapa petani memberikan respon positif atas gagasan Haji Duk ini. Namun tetap ada catatan-catatan kekhawatiran patani Lada Babel dalam pengembangan Tasela sebagai alternatif income. Salah satunya terkait masalah fluktuasi harga yang kerap menghantui masa panen para petani. Dapat dimaklumi jika keberadaan panen sangat melimpah akan berimplikasi pada tingkat harga. Mereka mengaku hal ini senantiasa terjadi termasuk di Babel.

“Program ini sangat bagus pak dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan kami selaku petani Lada. Masalah petani sekarang dan dari dulu itu adalah harga pak. Kalau soal kualitas kita bisa upayakan lah apalagi sudah dijelaskan bibitnya ditentukan dan disiapkan, pupuknya dibantu dan kita diberikan bimbingan serta penyuluhan. Tapi masalah harga ini yang menjadi ke khawatiran kita pak. Contoh misalnya harga kedele, pada saat kita mulai menanam harga nya gus, tapi pada saat panen mendadak harganya jatuh. Jadi harus ada juga ketetapan harga terendah, sehingga pada saat panen raya, kita siap dengan harga terendah kalau-kalau anjlok. Jujur kalau mendengar penjelasan yang ada termasuk dari Gubernur, kita sangat termotivasi pak, tinggal soal harga saja yang kita khawatir,” ungkap Azhari, petani Lada asal Bangka Selatan kepada wartawan Rabu (21/10/20) disela-sela kegiatan sosialisasi.

Dalam kesempatan yang sama, Hoidi salah seorang petani Lada dari kelompok tani Desa Munggu, merespon positif gerakan pengembangan Tasela ini, menurutnya pemikiran soal alternatif income merupakan solusi yang bagus dalam rangka meningkatkanpendapatan petani selama menunggu panen Lada.

“Bagus pak, tadi bapak Gubernur juga sudah menjelaskan, mengajak kita untuk bergabung ke Koperasi Lada Babel, dan memberikan bibit serta pupuk dan bimbingan. Dan memang kita perlu memanfaatkan lahan di antara sela-sela pohon lada itu. Apalagi kalau itu bisa memberi pemasukan bagi kita dalam jangka waktu pendek. Yang penting adalah bagaimana harga bisa stabil pak, itu yang paling penting. Terus kita juga berharap penyaluran bantuan bibit bibit tanaman keras seperti kata Gubernur tadi ada manggis dan lain-lain, semoga itu juga bisa kita terima nantinya. Jadi setiap tahun ada yang dipanen di kebun,” ucap Hoidi.(doni)

Exit mobile version