Palembang

Hasil Identifikasi Diduga Kuat Rozali Meninggal Akibat Gantung Diri

148
bunuh diri

PALEMBANG I Beberapa hari terakhir Kota Palembang, Sumatera Selatan dihebohkan dengan penemuan mayat yang tergantung di jembatan ampera Minggu (27/12/2015) sekitar pukul 6.00 WIB yang diketahui bernama Drs Rozali (64) warga asal Desa Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI).

diduga, aksi nekat korban, dilakukannya lantaran frustasi karena ditinggal oleh istri keduanya setelah usaha perdagangannya bangkrut.

“Beberapa bulan terakhir ini, memang sikap Rozali ini berubah setelah usahanya bangkrut,” ujar kerabat korban, Iyon saat ditemui diruang Pemulasaraan Jenazah RSMH Palembang.

Tak mau terus bersedih, korban yanh memiliki dua anak ini pun memutuskan untuk tinggal bersama kakak perempuannya dikawasan 26 Ilir Palembang. Satu bulan di Palembang, rupanya tak membuat korban bisa menerima nasibnya, hingga korban memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

“Baru satu bulan ini dia (korban) di Palembang. Nah, semalam sekitar pukul 2.00 Wib, dia ini pergi tanpa pamit dengan keluarganya,” ungkapnya.

Menurut Iyon, dirinya baru mengetahui korban bunuh diri setelah keluarganya mendapatkan informasi dari masyarakat.

“Dia ini sebenarnya rajin beribadah dan pintar pak. Namun, mungkin karena masalah itulah dia nekat bunuh diri. Korban ini lulusan FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) pak. Dia ini punya dua anak yabg semuanya kuliah di Unsri. Kami tak menyangka dia akan berbuat seperi itu,” ucap Iyon yang tak mampu membendung air matanya.

Baca Juga : Pria Paruh Baya Gantung Diri di Jembatan Ampera

Berdasarkan hasil identifikasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) diduga kuat pria ini meninggal akibat gantung diri, hal ini diungkapkan Aiptu Agus Wijaya (Kanit Identifikasi Polresta Palembang). “Cairan spermanya keluar dan kedua ujung talinya dibakar yang menguatkan bahwa tali untuk bunuh diri ini telah dipersiapkan terlebih dahulu,” ujar Agus dilansir dari detakpalembang.com, Selasa (29/12/2015).

Agus juga mengatakan korban bunuh diri tidak harus matanya melotot atau lidahnya menjulur. “Tidak harus melotot matanya atau lidahnya menjulur, karena dari posisi tali yang berada dibawah kerongkongan, itu menyebabkan lidahnya tertarik kedalam. Lain halnya kalau tali berada diatas kerongkongan, itu akan menyebabkan mata melotot dan lidah akan menjulur,” urai Agus, sambil menunjukkan barang bukti tali yang dipakai korban. (Romi)

Exit mobile version