JAKARTA – Harga minyak dunia terus menanjak, dengan harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) mencapai level tertingginya sejak 2014 lalu dan Brent tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Kenaikan harga minyak ditopang oleh rencana negara-negara produsen utama (OPEC) dan sekutunya (OPEC+) untuk meningkatkan produksi lebih lanjut.
Rabu (6/10), harga minyak mentah berjangka WTI AS pengiriman November naik 1,7 persen menjadi US$78,93 per barel. Selama sesi perdagangan, harga minyak WTI melompat lebih dari 2 persen hingga menyentuh US$79,48 per barel. Ini angka tertingginya dalam 7 tahun terakhir.
Sementara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember naik 1,6 persen jadi US$82,56 per barel. Harga Brent sempat menembus level tertingginya dalam tiga tahun terakhir di US$83,13 per barel selama sesi perdagangan.
Diketahui, sehari sebelumnya, OPEC+ sepakat untuk tetap meningkatkan produksi minyak hingga 400 ribu barel per hari (bph) setiap bulannya hingga April 2022 mendatang.
“Pasar menyadari, kita akan kekurangan pasokan untuk beberapa bulan ke depan dan OPEC tampaknya senang dengan situasi itu,” ujar Analis Price Futures Group Phil Flynn.
Di sepanjang tahun ini, harga minyak sudah mendaki lebih dari 50 persen. Bagi negara-negara konsumen minyak mentah, seperti AS dan India, tekanan inflasi tentu mengancam pemulihan ekonomi yang dicanangkan.
Direktur Riset Pasar Energi Gary Cunningham menuturkan tren harga minyak mentah masih akan tetap tinggi, mengingat lonjakan gas alam global yang dapat mendorong pembangkit listrik untuk beralih ke minyak. (CNN)