Berita Daerah

Cerita Penyintas Covid 19 Asal OKI "Tetap Semangat dan Jangan Takut"

120
20201014_105142

Ogan Komering Ilir | Penyintas Covid 19 asal Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), I Nyoman Warsayas yang juga anggota DPRD Kabupaten OKI meminta kepada masyarakat yang saat ini terinfeksi virus covid 19 untuk tetap bersemangat dan jangan takut.

Disamping itu, kata dia bagi kontak erat, sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan sehingga dapat memahami status kondisi klinis dan tingkat keparahan penyakit COVID-19. ” Jangan takut corona bukanlah aib yang penting kita taat dengan protokol kesehatan dan menjaga imun tubuh maka kita dapat segera pulih,”tuturnya.

Pria yang akrab disapa Nyoman ini menuturkan, meskipun dirinya telah dinyatakan sembuh dari covid 19 tapi dirinya tetap melakukan anjuran dari dokter selama menjalani isolasi di rumah sakit.

Menurutnya, Sembuh dari infeksi virus corona bukan berarti bebas berbuat sesukanya. Sebaliknya, kita wajib lebih sadar kesehatan dan tertib melakukan protokol kesehatan.

Pasalnya, orang yang sudah pernah terserang Covid-19 bisa terinfeksi kembali. Bahkan setelah sembuh dari Covid-19 dirinya makin berupaya untuk menjalankan kebiasaan baik untuk menjaga kesehatan.

“Saya tetap melaksanakan pola makan yang sehat, berjemur setiap hari dan terus menjaga protokol kesehatan,”jelasnya.

Nyoman bercerita, awal mula dirinya terkena covid 19 karena merasakan gejala batuk ringan di tanggal 18 Maret. Mengetahui adanya gejala batuk yang diderita, Nyoman langsung memeriksakan ke dokter yang berada di dekat rumah.

Berselang beberapa hari, gejala lain pun terasa di bagian tubuh yaitu badan terasa demam tinggi, dan kepala terasa sakit.

“Karena khawatir saya pun langsung berangkat berobat ke rumah sakit Charitas, dan disana diperiksa ambil darah dan scan paru-paru,” imbuhnya.

Setelah dilakukan pemeriksaan dan perawatan, ternyata ada indikasi terjangkit Covid-19 karena ditemukan bercak putih.

“Waktu hasil scan keluar, dokter menjelaskan ada bercak putih dalam jumlah banyak di paru-paru dan dirawat selama 3 hari namun belum ada perkembangan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Nyoman akhirnya dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan dan perawatan di Rumah Sakit Mohammad Husein (RSMH) sejak tanggal 27 hingga 11 April 2020.

“Setelah sampai di RSMH saya pun langsung dibawa ke ruang isolasi khusus pasien Covid-19, dan tanggal 28 Maret dilakukan pengambilan darah dan test swab pada tanggal 1 April diumumkan pihak dokter bahwa saya positif Covid-19, barulah setelah itu perawatan dilakukan secara intensif,” jelasnya.

“Saya diisolasi di dalam ruangan cuma ada kipas angin karena keadaan suhu harus panas, jadi setelah saya minum obat hampir 3 hari itu keringat menetes terus di badan. Saya berpikir kalau obat sudah bereaksi di badan dan berangsur membaik,” ungkapnya.

Setelah keadaan berangsur pulih, pihak rumah sakit mengecek kembali swab untuk memastikan keadaan pasien.

Sekitar tanggal 7 April tim dokter kembali mengambil sampel dahak atau swap, dan tanggal 11 kembali hasil tes keluar dan negatif. “Barulah saya diperbolehkan pulang. Tetapi selama seminggu harus melakukan isolasi mandiri serta rutin berjemur di tengah trik matahari serta mengonsumsi makanan sehat,” ujarnya.

Selama menjalani perawatan lanjutnya, dirinya selalu berpikiran positif, tidak mau melihat tv dan membuka internet. Ia fokus pada program penyembuhan dan terus beribadah.

Nyoman sangat lega dinyatakan sembuh setelah dua kali hasil tes dinyatakan negatif Covid-19.(romi)

#satgascovid19

#ingatpesanibu

#ingatpesanibupakaimasker

#ingatpesanibujagajarak

#ingatpesanibucucitangan

#pakaimasker

#jagajarak

#jagajarakhindarikerumunan

#cucitangan

#cucitangandengansabun

Exit mobile version