PALEMBANG I Sejak masih bernama Kantor Perizinan Pelayanan Terpadu (KPPT), Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang kini bernama Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPM-PTSP), selalu menjadi percontohan bagi Kabupaten/Kota lain di Indonesia, hal ini setelah BPM-PTSP menjadi lembaga perizinan dan penanaman modal terbaik, yang mendapatkan penghargaan investment beberapa waktu lalu.
“Sejak BPM-PTSP mendapat predikat PTSP terbaik yang diberikan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM RI), hampir setiap hari beberapa daerah melakukan study banding kesini. Seperti kemarin ada dari Kota Pagar Alam, dan Kota Jambi yang secara mendadak ingin study banding kesini,”kata kepala BPM-PTSP Kota Palembang, Ratu Dewa, Kamis (16/6).
Lebih lanjut diterangkan Dewa, sejak Januari sampai hari ini, sudah ada 18 lembaga perizinan sampai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari Kabupaten/Kota di luar Sumsel dan pulau Sumatera, melakukan study banding ke BPM-PTSP Kota Palembang.
Bahkan, beberapa Kementrian RI, juga ingin melihat langsung keberhasilan BPM-PTSP dalam memberikan pelayanan, sesuai dengan standar operation prosedur (SOP), yang membuat BPM-PTSP menjadi lembaga pelayanan perizinan dan penanaman modal terbaik di Indonesia.
“Rata-rata mereka ingin sharing terkait SOP perizinan yang kami lakukan. Bahkan, pada bulan Mei lalu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), melihat langsung sistem pelayanan yang diberikan BPM-PTSP,” tuturnya.
Dewa mengungkapkan, pihaknya terkadang kebingungan menerima kedatangan dari tamu-tamu yang berasal dari Pemeritahan Kabupaten/Kota yang datang secara mendadak.
Seperti yang dilakukan KPPT Jambi, yang mendadak datang, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Karena, jika ada pemberitahuan, maka pihaknya dapat menyiapkan bahan yang dibutuhkan daerah lain tersebut.
“Sebenarnya bukan masalah tidaak siapnya BPM-PTSP. Tapi, jika ada pemberitahuan, mereka bisa mendapat bahan untuk belajar. Jadi kedatangannya tidak sia-sia,” imbuhnya.
Kembali diungakapkannya, dengan kedatangan dari daerah tetangga, dapat menutupi kekurangan BPM-PTSP Kota Palembang, melalui sharing yang dilakukan.
“Sebenarnya diraihnya BPM-PTSP, berkat masukkan dari masyarakat dan lembaga perizinan lain yang sering berkunjung kesini. Kedepan, kita akan memberikan terobosan baru lagi terkait SOP, untuk mempermudah pengajuan perizinan bagi masyarakat,” tandasnya.
Dengan diraihnya penghargaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu terbaik atau Invesment Award, BPM-PTSP Kota Palembang yang baru saja digabungkan, membuktikan diri dengan berhasil mengalahkan kota-kota besar lainnya seperti Bandung dan Surabaya. (Supardi)