PARIT TIGA – Fantastis. Kalimat itulah yang pantas untuk Aparat Penegak Hukum (APH) di Bumi Serumpun Sebalai Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bukannya menjalankan tupoksi menjaga jangan sampai terjadi sebuah peristiwa tindak pidana.
Beredar video durasi pendek 11 detik yang diterima media bangkaindependent.com ada kapal speed patrol milik APH yang diduga sandar dekat kapal warna hitam di kawasan Pantai Mentingi Desa Teluk Limau Kecamatan Parit Tiga Kabupaten Bangka Barat.
Dalam video tersebut, kapal patrol berwarna putih dengan lampu kelap kelip biru terlihat sandar bersebelahan dengan kapal warna hitam yang posisinya hendak loading pasir timah dalam kemasan jumbo bag.
Menurut sumber terpercaya media ini, posisi kapal patrol itu memang terlihat sandar persis bersebelahan denga kapal penyelundup timah berwarna hitam KM TUNAK JAYA GT 34 yang dikabarkan sudah sampai membawa 60 ton pasir timah ke Pulau Batam.
“Biarlahh netizen atau Masyarakat yang menilai sendiri kalau lihat gambar atau videonya kapal patrol punya siapa. Intinya kapal tersebut bukannya dalam posisi mengejar tapi bahasanya mengawal. Saat proses loading, Masyarakat Teluk Limau banyak yang menjadi buruh upah pikul pasir timah ke dalam kapal itu,” kata sumber, Jumat malam (15/3/2024).
Disebutkan sumber, masyarakat sekarang bisa menilai sendiri kinerja aparat penegak hukum di Provinsi Bangka Belitung. “Seperti disebutkan dalam berita sebelumnya dalam proses pengejaran terbilang dramatis sampai ke laut dengan ombak 3 meter. Mana mungkin kapal patrol tidak terkejar kapal kayu apalagi sudah berisi puluhan ton pasir timah, logika kita masyarakat tidak masuk. Sekarang ini hanya berharap kepada Kejaksaaan yang berani membongkar praktik illegal penyelundupan timah. Hancur semua moral kita kalau aparat berani tutup mata semua,” ungkapnya.
Terpisah, Kasubdit Gakkum Dit Polaird Polda Babel, AKBP Todoan Gultom saat dikonfirmasi belum berani membenarkan ataupun menyangkal kapal patrol milik siapa. “Coba kirim video ke saya, saya cek,” jawabnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Bakamla Bangka Belitung Letkol Bakamla Setya Budi Wiranto, S.Kom., M.M saat dikonfimasi mengatakan bukan kapal patroli milik Bakamla. “Saya pastika itu bukan kapal Bakamla. Setiap kapal yang keluar harus dapat ijin dari saya,” tegas Setya dihubungi Jumat malam (15/3/2024).
Diberitakan sebelumnya pada Senin siang (11/3/2024) ratusan ton pasir timah berhasil lolos diselundupkan keluar Pulau Bangka dengan tujuan Batam.
Sebanyak 130 ton pasir timah bukan balok loading dari Pantai Mentingi Desa Teluk Limau Kecamatan Parittiga Kabupaten Bangka Barat.
Pasir timah selundupan tersebut dikemas dalam jumbo bag, lalu dimasukkan ke dalam kapal warna hitam tujuan Batam.
Patut disayangkan, sempat terendus dan dikejar polisi. Ratusan ton pasir timah tersebut berhasil diselundupkan akibat tak dapat dikejar kapal patroli oleh factor cuaca buruk.
” Benar bro, sempat kami kejar sampai Pulau Pala tapi kondisi cuaca buruk, ombak hingga 3 meter jadi gak mampu lagi kami kejar,” kata AKBP Todoan Gultom, Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Babel, Rabu 13/3/2024).
Dikatakan Gultom, penyelundup tersebut menggunakan kapal berwarna hitam. “Informasi kami dapat kapal tersebut warna hitam tapi gak tahu apakah kapal kayu atau fiber. dan pakai mesin apa Tapi mereka berani juga siang hari bolong selundup pakai kapal hitam,” jelasnya.
Setelah mendapat informasi A 1 (akurat) , sambung Gultom, pihaknya bertolak dari dermaga Belinyu mengejar kapal penyelundup.
” Ada 8 personel termasuk saya yang memimpin pengejaran. Namun sayangnya, sampai di Pulau Pala cuaca buruk hingga kami putuskan berhenti mengejar. Anggota ada yang membisikan ke saya putar balik karena ombak sudah mencapai 3 meter. Apalagi kami tidak tahu persis jenis kapalnya hingga memutuskan putar balik demi keselamatan,” jelas Gultom.
Bahkan, kata Gultom, dalam pengejaran tersebut, ia nyaris celaka dan hand phone miliknya rusak terendam air.
” Selain nyaris celaka, Hp saya juga rusak kena air. Ini juga pakai hp anak. Intinya saya sangat geram dengan ulah penyelundupan ini,” tegasnya.
Diketahui penyelundupan ini sudah terjadi kali kedua. Pertama sebanyak 90 ton pasir timah di bulan Maret. Kedua tanggal 11 Maret 2024 sebanyak 60 ton pasir timah.
Untuk siapa pelaku penyelundupan, Gultom tak mau berandai-andai. ” Kami ini polisi bro, gak mau berandai-andai. Harus ada alat bukti yang cukup. Memang ada info yang masuk siapa pelaku penyelundupan. Intinya masih dalam penyelidikan. Apalagi saat kami datangi lokasi loading, semua orang disana pada kabur,” tandasnya.
Menurut sumber terpercaya media ini, penyelundupan ratusan ton pasir timah tersebut diduga dilakukan oleh salah satu smelter di Sungailiat Bangka dan berkerjasama dengan gabungan kolektor timah di Kecamatan Parittiga.
” Pelakunya salah satu smelter yang ada di Kabupaten Bangka dengan dibantu kolektor timah insial At , LK , RK dan Ki. Sudah dua kali penyelundupan berlangsung dan kabarnya akan ada tahap ketiga,” kata sumber.
Dikatakan sumber terpercaya media ini, penyelundupan tersebut dilakukan akibat masih banyak stok timah tapi tidak bisa menjualnya ke smelter swasta yang ada di Bangka.
” Jelas ini akibat banyak smelter di Bangka yang tidak beroperasi imbas dari banyak cukong timah yang dijadikan tersangka oleh Kejaksaan Agung. Apalagi ini penyelundupan kedua, sudah barang tentu koordinasi kenceng sampai ke atas. Kalau pun ada penangkapan, itu juga anak buah yang masih merah putih. Sekarang ini penegakan hukum hanya Jaksa saja yang berani,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Bangka Barat, AKBP Ade Zamrah SIk dan Kasat Reskrim AKP Eki yang punya wilayah memilih bungkam saat konfirmasikan wartawan dilayangkan. Sedangkan pihak-pihak terkait yang ditulis masih dalam upaya konfirmasi. (doni)