Beritamusi.co.id – Efek dari rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai dirasakan masyarakat Kabupaten Musi Rawas (Mura) Meski belum ada kejelasan kapan harga baru diumumkan, kelangkaan BBM jenis solar dan premium sudah terjadi. Kepadatan kendaraan pada beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pun terlihat.
Sebagian sopir mengaku mengantri sejak dua hari terakhir. Anehnya meski di SPBU kehabisan stok bahan bakar, tetapi para pedagang pengecer justru menjamur di sekitar SPBU. “Aneh juga, pengisian jerigen dilarang tetapi penjual eceran justru sangat banyak,” celetuk seorang pemilik kendaraan saat dijumpai Beritamusi.co.id di areal SPBU di kawasan simpang semambang Kecamatan Tuah Negeri Senin (29/8/2022).
Pengecer memang telah menjadi satu-satunya alternatif yang dipilih pemilik kendaraan setelah SPBU yang ada tidak mampu lagi melayani kebutuhan sejingga Hargapun melambung.
Pantauan di lapangan para pedagang eceran menjual BBM jenis petralite 10 ribu – 11 ribu/ liter, sedangkan untuk BBM jenis Solar di jual dengan sistem drijen, untuk 1 drijen ukuran 35liter harganya Rp.280ribu – Rp.340ribu/ Drijen.
Meski harga BBM ditingkat eceran relatif mahal masyarakat lebih cenderung memilih membeli BBM eceran dengan alasan malas antri di SPBU
Danil (33) salah seorang supir truck mengaku terpaksa membeli solar di eceran pasalnya ia yang telah mengantri dari pagi tak kunjung mendapatkan solar
” Sudah antri dari pagi solar tidak dapat malah SPBU tutup kehabisan solar, kalo kondisinya begini tentu usaha kita sangat terganggu, yang semestinya waktu dapat kita gunakan untuk bekerja ini malah antri minyak berjam- jam, dari pada tidak ada kepastian meskipun mahal kita akhirnya beli di eceran,”pungkasnya. (Musyanto)