Politik

Ahok: Tak Unggul Survei, Pelecut Tim Menang Satu Putaran

55
ahok
Survei LSI Denny JA yang menyebutkan elektabilitas Ahok turun dianggap sebagai pelecut bagi tim pemenangan bekerja keras memenangkan pilkada satu putaran. (REUTERS/Darren Whiteside)

JAKARTA I Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyikapi dengan positif hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. LSI menyebutkan elektabilitas Ahok dan calon wakil gubernur Djarot Syaiful Hidayat merosot tajam dan diprediksi akan terdepak dalam pemilihan satu putaran.

Menurut Ahok, hasil survei ini menjadi pelecut bagi tim pemenangan untuk bekerja lebih keras. Bahkan, mereka menargetkan memenangkan PIlkada DKI Jakarta untuk satu putaran.

“Katanya akan tersingkir di putaran pertama, maka teman-teman PDIP akan berjuang agar (menang) satu putaran,” kata Ahok saat ditemui di kantor Dewan Pimpinan Daerah PDIP DKI Jakarta, Ahad (20/11).

Ahok pun menegaskan hasil yang dikeluarkan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA sangatlah bagus. Bukannya merasa rendah diri Ahok mengatakan teman-teman relawan akan semakin semangat untuk bekerja.

“Saya kira bagus karena jika hasil semakin menurun artinya teman-teman tambah semangat untuk kerja,” ujar tersangka kasus dugaan penistaan agama tersebut.

LSI mengadakan survei selama kurun 31 Oktober-5 November 2016 terhadap 440 responden. Hasil survei menunjukkan elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berada di urutan pertama dengan angka 31,9 persen. Sedangkan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni ada di peringkat kedua dengan 30,9 persen.

Sementara itu pasangan petahana Ahok-Djarot berada di posisi paling buncit dengan elektabilitas 10,6 persen. Elektabilitas Ahok-Djarot turun tajam setelah Ahok ditetapkan menjadi tersangka. Sebelum penetapan tersangka, survei LSI menunjukkan elektabilitas Ahok dan Djarot di angka 24,6 persen.

Sementara itu Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah PDIP DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengatakan PDIP menyikapi hasil survei dengan berkaca pada hasil Pilkada 2012 yang memenangkan pasangan Joko Widodo dan Ahok. Padahal saat itu berbagai hasil survei menunjukkan Jokowi-Ahok tak menempati posisi teratas.

“Kami di 2012 punya pasangan Jokowi-Ahok dan semua survei kalah oleh kami,” kata Pras saat ditemui di kantor DPD PDIP DKI, Ahad (20/11).

Pada 2012 lalu, hampir semua lembaga survei menunjukkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli unggul dalam elektabilitas dan selalu di posisi paling atas.  Prediksi hasil survei mental saat hari pencoblosan. Duet PDIP dan Partai Gerindra membawa Jokowi dan Ahok sebagai pemenang dalam pemilihan dua putaran. (CNN)

Exit mobile version