Beritamusi.co.id – Belasan gelandang dan pengemis (gepeng) di Kota Lahat, kembali diangkut porsenil Satpol PP Lahat. Drama penertiban gepeng ini sempat jadi tontonan warga yang melintas. Ada yang sambil menangis meminta agar tidak diangkut ke atas mobill Dalmas Satpol PP, ada juga yang pasrah saat dirangkul dan dinaikkan ke mobil keramat bagi gepeng tersebut.
Belasan gepeng yang ditertibkan ini, mayoritas para pencari burukan membawa gerobak, yang setiap hari Jumat selalu berada di sepanjang ruas jalan protokol depan Pemkab Lahat. Rupanya gerobak untuk mencari burukan itu hanya dijadikan modus. Pasalnya tujuan utamanya, menunggu para darmawan berbagi rezeki, seperti memberikan uang hingga nasi bungkus.
“Ada 15 orang gepeng yang terdata. Alasan mencari burukan, tapi nyatanya mengemis. Mana ada bukuran di sepanjang jalan protokol,” ujar Plt Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Lahat, Hery Kurniawan SSTp Msi, melalui Kabid Trantibum dan Transmas, Roihanudin, Jumat (28/10).
Roihanudin menegaskan, pihaknya tidak melarang siapapun untuk mencari rezeki, tapi jangan melanggar aturan, apalagi hingga merusak keindahan dan ketertiban kota. Kepada masyarakat atau darmawan yang ingin berbagi rezeki diharapkan juga tidak lagi menggunakan pola memberikan bantuan di pinggir jalan. Sebaiknya dikoordinir dan ditempatkan di suatu tempat. Seperti di depan kantor Dinas Perhubungan dekat lapangan tenis. Dengan begitu jalan protokol tidak ada dipenuhi oleh gepeng.
“Akan kita cari siapa darmawan tersebut. Nanti kita arahkan supaya terkoordinir, difokuskan di satu titik,” katanya.
Disinggung apakah akan da penertiban selanjutnya, Roihanudin mengatakan, penertiban ini akan rutin pihaknya lakukan. Kedepan pihaknya akan menggandeng Dinas Sosial, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, hingga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak. Jika nantinya gepeng yang sudah terdata ini ditertibkan lagi, akan diarahkan ke OPD terkait tersebut untuk diberikan pembinaan dan pelatihan.
“Kita ini sebagai eksetor saja. Ini tugas sama-sama. Jika dari gepeng tersebut ada usia muda, yg perempuan diarahkan ikut pelatihan salon, yang laki-laki ikut pelatihan mengelas. Sedangkan untuk orang tuanya, diberikan pelatihan UMKM,” tuturnya. (Safitri)