pemkab muba pemkab muba
Ekonomi & Bisnis

Pelajaran Karakter di Kabupaten OKI Masih Kurang

80
×

Pelajaran Karakter di Kabupaten OKI Masih Kurang

Sebarkan artikel ini
pemkab muba pemkab muba

KAYUAGUNG I Terkait wacana libur hari sabtu dan minggu menjadi libur nasional yang digulirkan menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud) republik indonesia, dewan pendidikan kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menyambut baik wacana tersebut asalkan dihari tersebut dimanfaatkan pihak sekolah mengisi dengan muatan lokal karena sebagaimana diketahui bersama pihak sekolah khususnya di wilayah kabupaten OKI banyak hanya memberikan anak/peserta didik dengan pelajaran normatif saja sedangkan pelajaran keterampilan yang berguna untuk mengasah karakter anak-anak masih kurang. Hal ini dikemukan oleh Ir.Turmudi selaku ketua dewan pendidikan kabupaten OKI ketika diwawancarai Awak media ini,Senin (14/11/2016)

Menurutnya,Dengan adanya sabtu minggu yang direncanakan libur maka sekolah bisa memanfaatkan hari sabtu full melakukan pendidikan dan mengajarkan karakter anak-anak sehingga anak bisa mampu dari segi intelijensi serta mempunyai karakter dan kemampuan yang memadai untuk menuju masa depannya.

“Seperti kita ketahui bahwa salah satu tujuan global pendidikan (Human Investment) atau investasi bagi anak-anak sehingga karakter maupun pendidikan/pelajaran yang mereka dapat hari ini kelak bisa bermanfaat bagi masa depannya,jadi bukan hanya pengajaran saja yang didapat,”tuturnya.

Ketika disinggung kesiapan jika wacana mendikbud mengenai sabtu minggu dijadikan libur nasional telah diberlakukan,dirinya mengatakan,Kabupaten OKI siap ketika itu benar -benar diluncurkan oleh kementerian dan nanti kita bersama dinas pendidikan kabupaten OKI akan mencari formula untuk hari sabtu itu mau diapakan.Paling tidak semacam rencana hari sabtu bagi sekolah diisi muatan lokal,dan ini justru dipadatkan bukannya libur,atau bisa juga hari sabtu menjadi hari keluarga bagi anak sehingga pihak keluarga ikut bertanggung jawab terhadap perkembangan pemikiran anaknya.

“Jangan seperti sekarang ini,kebanyakan wali siswa begitu sudah menyerahkan anaknya ke sebuah sekolah lalu tidak mau tahu lagi apapun yang terjadi terhadap anak,justru hari sabtu bisa dimanfaatkan sebagai wadah hubungan antara sekolah dengan wali siswa,atau biarlah hari sabtu mereka yang didik sendiri.”tandasnya.

Lagipula perlu diketahui,lanjutnya,bahwa tanggung jawab anak didik itu sebetulnya yang pertama dari orang tua mereka sendiri bukannya sekolah,disini sekolah hanya membantu orang tua anak didik.

Diluar konteks tersebut Ir.Turmudi selaku ketua dewan pendidikan kabupaten OKI mengharapkan kepada seluruh sekolah baik tingkat SD,SMP,SMA/SMK agar keberadaan komite sekolah betul-betul bisa disinkronisasi secara baik karena masih ditemukan sebagian kecil kepala sekolah justru enggan dengan keberadaan komite sekolah.

“Padahal kalau kita baca aturan perundang-undangan,komite sekolah justru dan menjadi mitra dari kepala sekolah dalam memajukan mutu pendidikan disekolah tersebut.”Jelasnya.

Dijelaskannya,komite sekolah bisa mensupport dana,bisa juga memberikan pertimbangan dan saran sehingga”kalau komite sekolah bisa melaksanakan dengan baik sekolah tersebut akan berjalan dengan baik”.

“Lalu masih kita temukan sebagian kecil kepala sekolah enggan bahkan komite hanya dianggap stempel kalau dia perlu,dan ini lambat laun akan menjadi tugas dewan pendidikan untuk menuntaskannya.”tegasnya.

Karena itu,kata dia,saat ini tahun 2016 akhir dewan pendidikan terus fokus untuk memberdayakan komite pada sekolah-sekolah dan sudah dua kecamatan yang kita lakukan dan 2017 kita akan lakukan pembinaan sehingga apabila komite sekolah sudah mengetahui tugas dan fungsi yang mereka miliki maka dia akan dan tidak pernah lagi berseberangan dengan kepala sekolah tetapi berpikir bersama sebagai bentuk kemitraan disekolah tersebut.

“Bagi sekolah-sekolah yang.masih enggan untuk melakukan itu kami berharap kepada dinas pendidikan kabupaten OKI agar memperingati sekolah dan jangan dibiarkan saja.”pintanya.

Sebab,ditambahkannya,faktor ini lah yang “nanti kalau komite nya memang tidak ada dan dianggap ada maka akan sangat memungkinkan munculnya tanda tangan palsu dari sekolah tersebut.karena apa,komite sekolah mulai dari perencanaan awal rencana kerja sekolah dia sudah terlibat dan bertanda tangan disitu.

“Nah,kalau komite sekolah tidak ada lalu siapa yang bertanda tangan pada kolom itu,begitu juga dengan laporan dana BOS itu juga ada beberapa blanko ditanda tangani komite.”tuturnya.

Oleh karena hal tersebut,dilanjutkannya,kepada seluruh sekolah diwilayah OKI untuk segera merealisasikan surat dari dewan pendidikan mengenai revitalisasi dan restrukturisasi keberadaan komite sekolah masing-masing.(Romi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *