JAKARTA I Harga minyak melemah pada perdagangan Selasa (6/12) waktu Amerika Serikat, di mana kondisi ini merupakan yang pertama kalinya sejak negara-negara pengekspor minyak dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) mengumumkan pemangkasan produksi 1,2 jua barel pada 30 November silam.
Dikutip dari Reuters, harga minyak kembali menurun setelah produksi minyak OPEC pada bulan November mencapai 34,19 juta barel per hari, atau meningkat dibanding bulan sebelumnya 33,82 juta barel per hari.
Harga juga sedikit dipengaruhi oleh data persediaan minyak AS, di mana stok di hub minyak berjangka di Cushing, negara bagian Oklahoma mencapai 4 juta barel pada pekan lalu. Meski, American Petroleum Institute meramal adanya penurunan suplai minyak pada pekan lalu.
Hasilnya, harga minyak Brent berjangka menurun US$1,01 per barel ke angka US$53,93 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediates (WTI) menurun US$0,86 per barel ke angka US$50,93 per barel. Padahal, harga minyak mentah telah melonjak 15 persen sejak pertemuan OPEC.
Selain OPEC, pemangkasan produksi minyak juga akan dilakukan oleh negara-negara non-OPEC dengan total 600 ribu barel per hari, di mana Rusia akan mengambil porsi pemotongan tertinggi yaitu 300 ribu barel. Negara-negara ini akan bertemu dengan OPEC pada pekan ini untuk memfinalisasi kebijakan tersebut.
Pada bulan lalu, produksi minyak Rusia mencapai 11,2 juta barel per hari, di mana angka ini merupakan yang tertinggi sejak 30 hari terakhir. Artinya, OPEC dan Rusia memenuhi setengah dari permintaan minyak global yang tercatat di atas 95 juta barel per hari. (CNN)