JAKARTA I Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Sydney, Australia pada Sabtu-Minggu (25-26) Februari, berbuah komitmen investasi hingga US$5 miliar yang disampaikan oleh 10 Chief Executive Officer (CEO) perusahaan negeri Kanguru.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim, 10 perusahaan tersebut serius untuk melakukan investasi baru atau perluasan usaha bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan, KBRI Canberra dan KJRI Sydney.
Bidang usaha perusahaan tersebut tersebar di beberapa fokus sektor investasi, antara lain pariwisata (kawasan wisata dan perhotelan), infrastruktur, pertambangan dan pengolahan mineral, industri makanan minuman, industri bahan peledak, sektor kemaritiman, farmasi dan peternakan sapi.
Dalam kunjungannya, Jokowi menyatakan, Indonesia saat ini sedang menikmati iklim investasi yang positif seperti lembaga pemeringkat kredit internasional yaitu Moody’s dan Fitch yang menaikkan status Indonesia dari stabil ke positif.
Ia juga menyampaikan indeks kepercayaan publik yang dilakukan lembaga konsultan komunikasi Edelman juga menempatkan kenaikan trust index sebesar 7 poin menjadi 69 persen.
Perbaikan iklim investasi yang positif itu juga diakui oleh Bank Dunia ditandai dengan lompatan kenaikan peringkat kemudahan berusaha sebanyak 15 peringkat dari 106 menjadi peringkat 91. Hal tersebut menandakan Indonesia telah menjadi prioritas para investor untuk menanamkan modal karena kemudahan yang diberikan.
Jokowi juga menyampaikan proses reformasi birokrasi yang telah tengah dilakukan untuk mempermudah investasi sehingga dapat mendukung tercapainya kesepakatan IACEPA (Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang ditargetkan bisa selesai dalam tahun ini. Perundingan IA-CEPA sendiri telah melalui putaran perundingan ke-6 di Canberra, 20 – 24 Februari 2017, satu hari sebelum kunjungan Jokowi ke Sydney.
“Saya ingin mendengar dari anda, bagaimana perkembangan investasi yang telah atau akan dilakukan dan bagaimana saya dan Menteri saya dapat membantu,” ujar Jokowi saat membuka diskusi dengan para CEO dan lembaga think tank ternama Australia, di Sydney, dikutip Minggu (26/2).
Kepastian Investasi
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong, menanyakan satu per satu minat dan komitmen para CEO dalam mengembangkan aktivitas bisnisnya di Indonesia serta menampung pengalaman dalam melakukan kegiatan usaha di Indonesia. Salah satu masukan yang disampaikan oleh investor Australia adalah agar proses mendapatkan sertifikasi halal lebih mudah untuk pada produk multivitamin.
Beberapa perusahaan menyampaikan pandangannya terkait investasi di Indonesia. Diantaranya perusahaan pertambangan dan pengolahan mineral yang mengemukakan bagaimana investasi existing mereka di Sumatera Utara menunjukkan hubungan yang “long and strong“.
Beberapa perusahaan juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengemukakan ketertarikan mereka untuk memperluas investasinya. Salah satunya investor di sektor perhotelan yang saat ini memiliki 8.000 jaringan hotel di seluruh dunia, 1.200 di Tiongkok dan hanya 10 di Indonesia, yang berencana untuk meningkatkan jaringan hotelnya di Indonesia menjadi 100 dalam 3-4 tahun.
Kemudian, perusahaan pembiayaan investasi yang mengemukakan rencananya untuk mendanai proyek pembangkit listrik tenaga terbarukan berkapasitas 200 MW.
Dari data BKPM, tahun 2016 realisasi Investasi dari Australia mencapai US$174 juta naik tipis 4 persen dari tahun sebelumnya di level US$167 juta.(CNN)