PALEMBAN I Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang pada tahun ini akan melakukan pendampingan pada 11 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ada di Kota Palembang untuk proses akreditasi. Dari total 39 Puskesmas yang ada belum ada satupun yang masuk penilian Akreditasi.
Amanat akreditasi bagi Puskesmas sendiri baru disampaikan oleh Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 75 tahun 2014. Selama ini, hanya rumah sakit yang harus diakreditasi dalam hal pelayanan terhadap masyarakat serta terkait sarana prasarana yang mendukung layanan.
Kepala Dinkes Palembang dr Anton Suwindro menyatakan jika proses pendampingan untuk akreditasi Puskesmas saat ini sedang berjalan. Sehingga dengan masuk penilaian adminitrasi dan pelayanan.
“Target kita di tahun 2018-2019 seluruh Puskesmas di Palembang sudah terakreditasi. Untuk surveyornya sendiri independen, artinya tidak berasal dari Dinkes Palembang sehingga penilaian akreditasi pasti berjalan dengan sebenarnya,”kata Anton di sela kegiatan Pertemuan Budaya Kerja Sehat di ruang rapat Parameswara Kantor Walikota Palembang, Selasa (17/5).
Meski mengaku tak ingat pasti, Anton menyebutkan diantaranya Puskesmas yang akan diakreditasi tahun ini, yakni Puskesmas Merdeka, Pembina, Dempo, Sukarami, Kampus, serta Sekip dan lainnya.
Menurutnya, dengan akreditasi ini diharapkan Puskesmas akan memiliki manajemen administrasi dan pelayanan publik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Artinya kita berjalan dan melaksanakan tugas sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang disepakati, tidak ada keluhan pasien. Tidak lagi mendapat komplain pengguna jasa kesehatan, yakni masyarakat luas,”terangnya.
Selain itu, dengan akreditasi ini diharapkan Puskesmas bukan hanya menjadi tempat pengobatan penyakit. Puskesmas juga harus berperan dalam upaya pencegahan penyakit bagi masyarakat yang berada di area kerjanya.
“Khususnya untuk penyakit yang tidak menular, seperti Puskesmas rutin melakukan sosialisasi terkait penyakit hipertensi, kolesterol, atau DM (Diabetes Melitus) bagi usia muda. Karena saat ini gaya hidup kalangan muda menyebabkan mereka sangat rentan terkena penyakit tersebut,”katanya.
Iapun selalu mengimbau agar dokter yang bertugas di Puskesmas dapat menerapkan standar pelayanan dokter, yakni SLLF.
“S untuk Smile, Look untuk Lihat, L untuk Listen, dan F untuk feel. Artinya dokter itu harus ramah ketika melakukan pemeriksaan dan mendengarkan keluhan pasien. Saya tidak mau lagi mendengar laporan masyarakat jika dokter di Puskesmas mendiagnosis penyakit tanpa melihat dan mendengarkan keluhan dari kondisi pasien,”ujarnya
Dalam rangka menyambut Asian Games yang akan berlangsung pada tahun 2018 pihaknya mengharapkan mendapatkan bantuan ambulans dari pemerinta Pusat melalui DAK, dengan bantuan ini dapat menunjang sarana dan prasana kesehatan yang sangat diperlukan nanti.
“Paling tidak 30 ambulans yang dibutuhkan, sedangkan anggaran kesehatan sudah diperuntukan kegiatan dan pembagunan RS Pertama di Gandus, sedangkan anggaran yang dimiliki hanya Rp 15 miliar,”tukasnya. (Supardi)